Peralatanperalatan inilah yang sering kugunakan dalam menjalankan aksi pembunuhan. Aku tak tahu mana yang akan kugunakan. Taman itu adalah taman yang ditata sedemikian rupa, dimana tanaman-tanaman pangkasnya yang hijau seluruh, dibiarkan tumbuh setinggi tubuh orang dewasa, membentengi jalan kecil yang melingkar-lingkar yang tak
Bayangan adalah hasil pantulan cahaya yang jatuh pada suatu benda. Sosok bayangan ini dapat dijadikan objek seni yang menarik. Salah satu seni yang dapat dihasilkan dari sosok bayangan adalah tari. Tari bayangan adalah tari yang menggunakan bayangan sebagai media utamanya. Untuk mengiringi tari bayangan, diperlukan alat musik yang khusus. Berikut ini adalah beberapa alat musik yang digunakan dalam mengiringi sosok bayangan. 1. Gambus Gambus adalah alat musik tradisional yang berasal dari Timur Tengah. Alat musik ini memiliki bentuk yang mirip dengan gitar. Gambus biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu Arab. Namun, gambus juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh gambus sangat khas dan cocok untuk mengiringi tari bayangan. 2. Kendang Kendang adalah alat musik tabuh yang berasal dari Indonesia. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan kulit binatang. Kendang biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam musik gamelan. Namun, kendang juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh kendang sangat khas dan dapat menambah kesan dramatis pada tari bayangan. 3. Seruling Seruling adalah alat musik tiup yang memiliki bentuk seperti pipa. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu atau bambu. Seruling biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional. Namun, seruling juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh seruling sangat lembut dan cocok untuk mengiringi tari bayangan yang memiliki nuansa romantis. 4. Biola Biola adalah alat musik gesek yang memiliki bentuk seperti gitar kecil. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan dawai. Biola biasanya digunakan untuk mengiringi musik klasik. Namun, biola juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh biola sangat indah dan dapat menambah kesan elegan pada tari bayangan. 5. Gender Gender adalah alat musik tabuh yang berasal dari Indonesia. Alat musik ini terbuat dari bahan logam dan memiliki dawai yang dipasang di atasnya. Gender biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam musik gamelan. Namun, gender juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh gender sangat khas dan dapat menambah kesan tradisional pada tari bayangan. 6. Harpa Harpa adalah alat musik gesek yang memiliki bentuk seperti gitar besar. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan dawai. Harpa biasanya digunakan untuk mengiringi musik klasik. Namun, harpa juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh harpa sangat lembut dan dapat menambah kesan romantis pada tari bayangan. 7. Suling Suling adalah alat musik tiup yang terbuat dari bahan kayu atau bambu. Alat musik ini memiliki bentuk seperti tabung dengan lubang di bagian atasnya. Suling biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional. Namun, suling juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh suling sangat khas dan cocok untuk mengiringi tari bayangan yang memiliki nuansa tradisional. 8. Piano Piano adalah alat musik gesek yang memiliki bentuk seperti kotak besar dengan dawai di dalamnya. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan besi. Piano biasanya digunakan untuk mengiringi musik klasik. Namun, piano juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh piano sangat indah dan dapat menambah kesan elegan pada tari bayangan. 9. Kendang Bali Kendang Bali adalah alat musik tabuh yang berasal dari Bali. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan kulit binatang. Kendang Bali biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam musik Bali. Namun, kendang Bali juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh kendang Bali sangat khas dan dapat menambah kesan tradisional pada tari bayangan. 10. Gending Gending adalah alat musik tiup yang terbuat dari bahan logam. Alat musik ini memiliki bentuk seperti terompet dengan lubang di bagian atasnya. Gending biasanya digunakan untuk mengiringi musik tradisional Jawa. Namun, gending juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh gending sangat khas dan cocok untuk mengiringi tari bayangan yang memiliki nuansa tradisional. 11. Rebab Rebab adalah alat musik gesek yang berasal dari Timur Tengah. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan dawai. Rebab biasanya digunakan untuk mengiringi musik Arab. Namun, rebab juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh rebab sangat khas dan dapat menambah kesan dramatis pada tari bayangan. 12. Angklung Angklung adalah alat musik tabuh yang berasal dari Indonesia. Alat musik ini terbuat dari bahan bambu dan memiliki dawai yang dipasang di dalamnya. Angklung biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam musik tradisional Sunda. Namun, angklung juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh angklung sangat khas dan dapat menambah kesan tradisional pada tari bayangan. 13. Erhu Erhu adalah alat musik gesek yang berasal dari China. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan dawai. Erhu biasanya digunakan untuk mengiringi musik tradisional China. Namun, erhu juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh erhu sangat khas dan dapat menambah kesan eksotis pada tari bayangan. 14. Kacapi Kacapi adalah alat musik petik yang berasal dari Indonesia. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan memiliki dawai yang dipasang di atasnya. Kacapi biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam musik tradisional Sunda. Namun, kacapi juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh kacapi sangat khas dan dapat menambah kesan tradisional pada tari bayangan. 15. Pipa Pipa adalah alat musik gesek yang berasal dari China. Alat musik ini memiliki bentuk seperti gitar kecil dengan dawai yang dipasang di atasnya. Pipa biasanya digunakan untuk mengiringi musik tradisional China. Namun, pipa juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh pipa sangat lembut dan dapat menambah kesan eksotis pada tari bayangan. 16. Saron Saron adalah alat musik tabuh yang berasal dari Indonesia. Alat musik ini terbuat dari bahan logam dan memiliki dawai yang dipasang di atasnya. Saron biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam musik gamelan. Namun, saron juga dapat digunakan untuk mengiringi tari bayangan. Suara yang dihasilkan oleh saron sangat khas dan dapat menambah kesan tradisional pada tari bayangan. Lifestyle
Raditya_όνειρο Dari buku Personality Plus, bisa disimpulkan kira-kira ada 20 sifat yang bisa menghancurkan diri sendiri, yaitu: 1. Bashful. Sering menghindari perhatian karena malu. 2. Unforgiving. Sulit melupakan sakit hati atas ketidakadilan yang dialami, biasa mendendam. 3.
BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PENGIRING PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh RANDYAN PRADANA 2101142023 JURUSAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016 ABSTRAK RANDYAN PRADANA,NIM 2101142023, Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Pengiring Pertunjukan Wayang Orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2016. Penelitian ini merupakan kajian mengenai bentuk penyajian dan fungsi musik pengiring pertunjukan wayang orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana bentuk penyajian musik pengiring wayang orang, mendeskripsikan fungsi dari musik pengiring wayang orang. Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian seperti pengertian musik, pengertian musik pengiring, teori bentuk, teori fungsi dan teori istrument. Metode yang digunakan untuk membahas bentuk penyajian dan fungsi musik pengiring pertunjukan wayang orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel penelitian yaitu seniman, pemusik, tokoh dan penari. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa bentuk penyajian musik pengiring pertunjukan wayang orang dimainkan berdasarkan bagian dari adegan yang dimainkan dalam pertunjukan wayang orang. Pertunjukan wayang orang pada penelitian ini mengangkat pertunjukkan wayang orang versi kitab Mahabarata cerita Harjuno Wiwoho. Pada penyajiannya pertunjukan ini terdiri dari beberapa bagian antara lain bagian pembukaan, bagian pertama menceritakan tentang suasana kerajaan Himo Himantoko dimana sang Raja ingin mempersunting bidadari dari kayangan. Pada masing – masing adegan diiringi oleh Gending atau nyanyian yang di dalamnya terdapat Pathet dan Titi laras sebagai patokan pengolahan musik pengiring pertunjukkan. Fungsi musik iringan tersebut antara lain pertama sebagai fungsi pengiring tari / pertunjukkan yang di dalamnya terdapat beberapa bagian yakni sebagai pemberi ilustrasi dan membantu memberikan penguatan penjiwaan karakter, penyekat adegan, mempertegas irama gerak tari, meransang seniman pelakon untuk bersemangat dalam menari, mengiringi tembang kedua fungsi hiburan, ketiga fungsi kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya, dan keempat sebagai sarana ekonomi. Alat musik yang digunakan antara lain menggambungkan alat musik tradisi dan moderen. Alat musik yang digunakan antara lain gong dan kempul, kethuk dan kempyang, kemanak, slanthem, saron, bonang, kenong, kendhang, rebab, celempung dan suling. Kata Kunci wayang orang, bentuk penyajian, fungsi musik. PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi. Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Pengiring Pertunjukan Wayang Orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”. Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada 1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M,pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, Selaku Ketua Jurusan Sendratasik. 4. Dr. Pulumun Ginting, S,Sn., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik 5. Dra. Pita HD Silitonga, M,Pd Selaku Dosen Pembimbing I 6. Esra PT Siburian, selaku Dosen Pembimbing II 7. Dr. Pulumun Ginting, S,Sn., selaku Dosen Penguji I dan Adina Sastra Sembiring Selaku Dosen Penguji II 8. Dosen, staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Musik yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama proses perkuliahan. 9. Teristimewa Penulis ucapkan terimakasih kepada kedua Orang Tua Ayahanda SH dan Ibunda Ernila yang telah memberikan kasih sayang, serta dukungan baik secara moral maupun materil, motivasi dan doa. Serta kepada ketiga adik tersayang Rendina Pradipta, Tri Indah Ramadhani, Desni Febriyola. 10. Keluarga Besar Bapak Syafrudin dan Ibu Salawati, Jelita fitri Rima Gustira, Oby Nanda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 11. Bapak Endra Mulyadi beserta Keluarga sebagai narasumber yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. 12. Sahabat penulis Faisal Reza, Hendra Syahputra, Syopian Syani, M. Redy Kusuma, Eko Suheri Wahyu Syahputra, Serta teman – teman Stambuk 2010 Seni Musik yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. 13. Teman – teman UKM MB WSB UNIMED yang terus mendukung penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Medan, Juni 2016 Penulis Randyan Pradana DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii BAB IPENDHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 9 D. Rumusan Masalah ............................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL . 11 A. Landasan Teoritis ............................................................................... 11 1. Pengertian Musik ......................................................................... 11 a. Melodi .................................................................................... 12 b. Harmoni ................................................................................. 13 c. Ritme ...................................................................................... 14 2. Musik Pengiring ........................................................................... 14 a. Gamelan ................................................................................. 15 b. Gending .................................................................................. 16 1. Laras Slendro ................................................................... 17 2. Laras Pelog....................................................................... 18 3. Pengertian Bentuk Penyajian ....................................................... 19 4. Teori Fungsi ................................................................................. 20 5. Teori Instrumen ............................................................................ 21 B. Kerangka Konseptual ......................................................................... 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 26 A. Metode Penelitian .............................................................................. 26 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 26 C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 27 1. Populasi ........................................................................................ 27 2. Sampel.......................................................................................... 27 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28 1. Studi Kepustakaan ....................................................................... 28 2. Observasi...................................................................................... 29 3. Wawancara ................................................................................... 30 4. Dokumentasi ................................................................................ 30 E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 31 BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 32 A. Sanggar Tetas ...................................................................................... 32 B. Alat Musik Pengiring Pertunjukkan Wayang Orang .......................... 34 C. Bentuk Penyajian Pertunjukan Wayang Orang................................... 39 1. Bentuk Penyajian Wayang Orang ................................................. 39 2. Struktur Penyajian Musik Pengiring Wayang Orang.................... 41 D. Fungsi Musik Pengiring Wayang Orang............................................. 52 1. Fungsi pengiring tari / pertunjukkan ................................................. 52 a. Memberi Ilustrasi dan Membantu Memberi Penguatan Penjiwaan Karakter b. Penyekat Adegan .......................................................................... 53 c. Membantu Mempertegas Irama Gerak Tari .................................. 53 d. Merangsang Seniman Pelakon untuk Bersemangat dalam Menari53 e. Mengiringi Tembang .................................................................... 53 2. Fungsi hiburan ................................................................................... 54 3. Fungsi kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya ....... 54 4. Sebagai Sarana Ekonomi ................................................................... 54 BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 56 52 A. KESIMPULAN ................................................................................... 57 B. SARAN ............................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60 DAFTAR ACUAN INTERNET .................................................................. 61 Lampiran I Data Narasumber ..................................................................... 62 Lampiran II Dokumentasi Bersama Narasumber ..................................... 63 DAFTAR GAMBAR Gambar .................................................................................................25 Gambar .................................................................................................33 Gambar .................................................................................................34 Gambar .................................................................................................34 Gambar .................................................................................................34 Gambar .................................................................................................35 Gambar .................................................................................................35 Gambar .................................................................................................35 Gambar .................................................................................................36 Gambar .................................................................................................36 Gambar ...............................................................................................37 Gambar ...............................................................................................37 Gambar ...............................................................................................61 Gambar ...............................................................................................61 DAFTAR TABEL Tabel 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat lain. Beragam kebudayaan inilah yang menjadi bukti bahwa bangsa kita kaya akan budaya. Beragam kebudayaan di Indonesia, berarti beragam pula jenis, bentuk serta kebiasaan masyarakatnya. Dengan keberagaman tersebut, akan banyak hal yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Tetapi hal itu juga yang akan menjadi persamaan antara perbedaan tersebut, yakni menjadikan kebudayaan itu sebagai salah satu ciri khas dari masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rarp Linton Ihromi, 200018 bahwa “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan masyarakat manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Meskipun banyak perbedaan diantara kebudayaan-kebudayaan manusia, namun isi dari kebudayaan yang berbeda itu dapat digolongkan kedalam sejumlah katagori yang sama”. Menurut Taylor dalam Soekanto 2002172 “kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. 1 2 Koentjaraningrat 1980193 menyatakan bahwa “kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan cara belajar dan tersususn dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan yang terdapat dan berkembang di masyarakat paling sedikit terdiri atas tiga wujud yaitu ideal,tata kelakuan dan kebudayaan fisik”. Dari uraian para ahli di atas dapat disimpulkan kebudayaan merupakan seluruh tata cara kehidupan manusia atau masyarakat yang teratur, hal ini disebabkan karna kebudayaan meliputi seluruh tindakan manusia atau masyarakat serta hasil karya yang mencakup kebiasan-kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat di lingkungan tempat mereka hidup. Tidak jarang salah satu dari unsur kebudayaan tersebut dijadikan sebagai identitas dari keberadaan masyarakat tersebut. Salah satu dari unsur kebudayaan tersebut ialah kesenian. Dimana kesenian banyak dijadikan sebagai ciri khas dari keberadaan masyarakat tertentu baik yang mendiami wilayah mereka sendiri atau sebagai tanda keberadaan mereka di wilayah masyarakat lainnya. Hal ini dilakukan agar keberadaan masyarakat tersebut diketahui oleh masyarakat lainnya, kesenian mereka tetap terjaga dan dilestarikan walau masyarakat tersebut berpadu dengan kesenian masyarakat lain. Berbicara tentang perpaduan satu kesenian masyarakat dengan masyarakat yang lain, dapat kita temui di wilayah Sumatera bagian Utara. Sumatera Utara merupakan salah provinsi di pulau Sumatera, dengan ibukota Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33 kabupaten antara lain Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Karo, Kabupaten Labuhan batu, 3 Kabupaten Labuhan batu Selatan, Kabupaten Labuhan batu Utara, Kabupaten Langkat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara,Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kota Binjai, Kota Gunung sitoli, Kota Medan, Kota Padang sidempuan, Kota Pematang siantar, Kota Sibolga, Kota Tanjung balai, Kota Tebing Tinggi. Dari beberapa kabupaten yang terdapat di Sumatera Utara terdapat pula masing-masing etnis baik etnis yang berasal dari Sumatera Utara sendiri maupun etnis dari luar Sumatera Utara. Sumatra Utara memiliki khasanah kekayaan budaya yang beraneka ragam. Di Propinsi Sumatera Utara terdapat beberapa etnis yang mendiami propinsi tersebut diantaranya adalah etnis Melayu, etnis Nias, etnis Batak Toba, etnis Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, etnis Tapanuli Selatan yang terdiri dari etnis Sipirok, etnis Angkola, Padang Bolak, serta Mandailing, Namun ada juga pendatang seperti etnis Minang, Jawa serta Aceh. Pendatang ini membawa kebudayaan serta adat-istiadatnya masing-masing. Adapun kebudayaan tersebutlah yang dapat menjadi identitas dari masing-masing masyarakat pada etnis tersebut. Salah satu dari kebudayaan yang dijadikan sebagai identitas keberadaan masyarkat tersebut ialah kesenian. Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwasanya di Sumatera Utara memiliki keragaman budaya khususnya pada bidang kesenian, antara lain bidang seni musik, tari, kerajinan tangan dan seni pertunjukan teater daerah. Sebagai 4 contoh pada bidang seni musik ada alat musik Taganing, Suling Batak dari etnis Batak, Gendang Melayu, Gambus dari etnis Melayu. Pada bidang seni tari mempunyai Tor-tor dari etnis Batak, Serampang dua belas dari etnis Melayu. Pada bidang kerajinan tangan ada ulos etnis batak serta dari segi seni pertunjukan yakni opera batak. Selain dari etnis batak dan etnis melayu, masih banyak lagi kesenian yang dimiliki oleh etnis - etnis lainnya yang ada di Sumatera Utara. Disamping itu juga, panggung kesenian di Sumatera Utara juga diisi oleh beberapa kesenian yang berasal dari etnis pendatang yang mendiami wilayah tersebut, seperti seni Pertunjukan Wayang Orang yang berasal dari etnis Jawa, tari Saman dari Aceh, kesenian Barongsai dari etnis Tionghoa serta tari Piring dari Minangkabau. Adapun kesenian yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah kesenian yang berasal dari etnis Jawa yaitu seni pertunjukan Wayang. Yakni pertunjukan Wayang Orang yang terdapat di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Wayang adalah bentuk perwujudan budaya yang sangat istimewa karena memiliki sifat-sifat adiluhung dan edipeni bahasa jawa, yaitu sangat agung, luhur, dan juga indah etika dan estetika. Wayang berfungsi sebagai tontonan dan tuntunan, dan merupakan gabungan lima jenis seni, yakni seni widya filsafat dan pendidikan, seni drama pentas dan musik karawitan, seni gatra pahat dan seni lukis, seni ripta sangit dan sastra, seni cipta konsepsi dan ciptaan-ciptaan baru. Wayang merupakan kesenian tradisional Indonesia yang terutama berkembang di wilayah Jawa dan Bali. Tumbuh dan berkembangnya kesenian ini telah diakui oleh UNESCO. sumber Orang. 5 Pada umumnya wayang dimainkan berisi cerita rakyat atau sejarah di daerah Jawa. Wayang sendiri terdiri dari beberapa jenis, tetapi yang lebih terkenal dan sering dipertunjukkan ialah Wayang Kulit dan Wayang Orang. Dimana wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi tokoh dalam cerita sedangkan Wayang Orang dimainkan oleh manusia yang memakai kostum sesuai dengan tema cerita yang dimainkan, sekaligus menjadi tokoh dalam cerita Wayang Orang tersebut. Menurut Khayam 2000 371, bahwa wayang orang lahir pad abad XVIII, penciptanya adalag Mangku Negara Pertama, menurut belia wayng orang merupakan bentuk seni tradisional yang eksklusif dipentaskan hanya di lingkungan kraton. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia sejak pada masa kerajaan kerajaan pada zaman dahulu yakni cerita tentang Ramayana dan Mahabrata sejenis karya sastra yang menceritakan kisah kepahlawanan, yang dia angkat dari kitab – kitab india, Selanjutnya para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memperkaya falsafah dan adat istiadat Jawa kedalam bentuk pertunjukan baik Wayang Kulit maupun Wayang Orang. Dalam pertunjukan wayang orang terdapat beberapa unsure perhatian penting yakni; ontowacono atau dialog tokoh, kostum, bentuk tubuh, prilaku dang ending menjadi salah satu unsure yang tak kala pentingnya yang selalu eksis dalam pengiring pertunjukkan wayang orang. Gending adalah salah satu istilah yang sangat penting di dalam kerawitan dan gamelan. Istilah ini digunakan untuk memberi nama lagu-lagu yang disajikan oleh gamelan baik secara instrumental 6 saja maupun dengan vocal dan memiliki titi laras yang artinya notasi tulis, huruf, angka, atau lambang yang menunjuk pada racikan tanda-tanda nada menurut suatu nada tertentu, dalam gamelan titi laras yang dipergunakan biasanya adalah titi laras Slendro dan titi laras Pelog. Yang mana di dalam titi laras ini memiliki pathet sebagai aturan dalam menentukan garapan / pembagian nada di dalam membuat komposisi musik gamelan. Pada penelitian ini penulis lebih fokus kepada musik pengiring pertunjukan Wayang Orang. Iringin pada pertunjukan wayang orang berasal dari alat musik tradisional Jawa yang disebut dengan Gamelan. Gamelan adalah salah satu ansambel musik daerah yang berasal dari pulau jawa yang alat musik yang terdiri dari berbagai macam variasi bentuk dan ukuran, serta mempunyai bunyi yang berbeda-beda. Cara memainkannya pun ada bermacam-macam, namun kebanyakan di antaranya dipukul/ditabuh. Ansambel gamelan ini terdiri dari dari 1. Gong, 2. kempul, 3. kenong 4. kethuk 5. kempyang 6. celempung 7. suling 8. kemanak 9. kendhang, 10. rebab 7 11. saron 12. Bonang 13. slenthem Dari segi cara penyajiaannya, Wayang Orang bukan hanya menampilkan dialog antar tokoh tetapi juga menampilkan musik sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pertunjukan wayang orang merupakan perpaduan dari beberapa cabang kesenian yang diantaranya seni musik. Jika dilihat dari sisi musik, peran musik disini ialah sebagai pengiring pertunjukan diantaranya mengiringi adegan – adegan, mengiringi tarian yang terdapat dalam pertunjukkan, mengiringi derap langkah, peperangan atau pada saat dialog masing – masing dari lakon pertunjukkan. Selain itu, dalam penyajiaan wayang orang terdapat dua bagian, Pertama dari segi bentuk atau wujud dari pertunjuukan yang dapat dilihat dengan kasap mata yang terdiri dari beberapa unsur penunjang dalam pertunjukan wayang orang antara lain, kostum, dialog, pemain, musik iringan dan lain – lain. Kedua cara penyajian yakni dapat dilihat dari bentuk penyajiaan pertunjukkan yakni menampilkan cerita dan adegan dari pertunjukkan wayang orang yang diiringi oleh musik sesuai dengan isi dari cerita tersebut. Musik iringan dimainkan sebagai pertanda bahwa akan dimulainya pertunjukan tersebut. Musik iringan dimainkan untuk mengisi suasana didalam pertunjukan Wayang Orang sesuai dengan alur cerita, mengiringi lakon pada saat berjalan, bertempur dan lain sebagainya. penyajian musik tersebut sesuai dengan adegan yang sedang dilakukan oleh para wayang. Alat musik yang digunakan dan dimainkan sesuai dengan kebutuhan suasana yang sedang terjadi dalam alur 8 cerita. Selain sebagai pengiring suasana musik juga mengiringi gerak tari yang terdapat pada pertunjukan tersebut. Selain untuk mengiringi peertunjukan tersebut musik pengiring wayang orang memiliki fungsi lain. Diantara dapat dipaparkan pada bab IV nantinya. Berdasarkan uraian diatas nampak jelas keterlibatan beberapa alat musik tradisonal dalam pertunjukan Wayang Orang. Dari penjabaran yang telah disebutkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul, “Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Pengiring Pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Bagaimanakah keberadaan pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 2. Bagaimanakah perkembangan musik pengiring pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 3. Bagaimanakah bentuk penyajian musik pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 4. Bagaimanakah fungsi musik iringan pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 9 5. Bagaimanakah musik iringan yang dipakai dalam pola tari – tarian dalam pertunjukkan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 6. Alat musik apa saja yang digunakan dalam mengiringi pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? C. Pembatasan Masalah Karena luasnya permasalahan yang diambil, maka perlu dilakukan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana bentuk penyajian musik pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 2. Bagaimana fungsi musik iringan terhadap adegan dalam pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 3. Apa saja alat musik yang digunakan dalam mengiringi pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? 4. Bagaimanakah musik iringan yang dipakai dalam pola tari – tarian dalam pertunjukkan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang? D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana bentuk pertunjukan dan fungsi musik pengiring Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?”. 10 E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah 1. Mendeskripsikan alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. 2. Mendeskripsikan bentuk penyajian musik pengiring pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. 3. Mendeskripsikan fungsi musik pengiring pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. F. Manfaat penelitian Temuan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai 1. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya generasi muda masyarakat Batang Kuis Kebupaten Deli Serdang. 2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang membangun visi dan ,misi kebudayaan khususnya dibidang seni tradisional. 3. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan dikemudian hari. 4. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi musik di Universitas Negeri Medan. 57 BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penejelasan yang sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan terhadap Musik Pengiring Wayang Orang Di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut 1. Wayang orang atau yang aslinya dalam Bahasa Jawa disebut wayang wng adalah salah satu jenis teater tradisional Jawa yang merupakan gabungan antara seni drama yang berkembang di Barat dengan pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa. Jenis kesenian ini pada mulanya berkembang terutama di lingkungan keraton dan kalangan para priyayi Jawa. Wayang wng adalah sebuah pertunjukan seni tari drama dan teater yang mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Wayang orang yang digolongkan ke dalam bentuk drama seni tari tradisional. Sebutan wayang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bayangan. 2. Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan wayang orang adalah alat musik Alat musik Idiofon yang terdiri dari, Gong/kempul, kethuk/kempyang, Kemanak, Slenthem, Saron, Bonang, Kenong. Alat Musik Membranofon yaitu Kendhang. Alat Musik Kardofon yang terdiri dari Rebab dan celempung. Dan alat musik Aerofon yaitu suling. Alat 57 58 musik pengiring wayang orang juga mempunya fungsi tersendiri pada saat memainkanya antara lain sebagai pengatur irama, tempo dan pengatur perubahan tempo lambat dan cepat, kebersamaan, kekompakan, kestabilan tempo dan irama sangat diperlukan agar tidak terjadi saling mendahului, sebagai pemangku lagu atau pembawa melodi pokok. sebagai pelengkap lagu agar terdapat komposisi bunyi musik yang harmonis. 3. Dalam pertunjukan Wayang Orang terdapat bentuk yang merupakan unsur-unsur dasar dari susunan pertunjukan, terdiri dari strukutur yang memiliki unsure sebagai pendukung pertunjukan tersebut antara lain pertama seniman, kedua alat musik, ketiga kostum dan tata rias, keempat lagu yang disajikan, kelima tempat pertunjukan Cara penyajian dari pertunjukan wayang orang ini ialah secara bertahap atau sering disebut dengan adegan atau bebeken dalam istilah jawa pertunjukkan. Pada pertunjukkan wayang orang ini terdepat tujuh adegan dan disetiap adegan terdapat sub bagian dari satu adegan tersebut. Setiap adengan dalam pertunjukan diiringi oleh Gending lagu yang mengiringi, serta memiliki titi laras dan pathet sebagai acuan dalam pengolahan musiknya. 4. Fungsi dari musik pengiring pertunjukan wayang orang ialah sebagai berikut, pengiring tari dan pertunjukan, fungsi kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya fungsi sebagai sarana ekonomi terkhusus bagi Sanggar Tetas di desa Tanjung Sari Kecamtan Batang Kuis. 59 B. SARAN Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diajikan beberapa saran antara lain sebagai berikut 1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini agar lebih meningkatkan kreativitas dalam berkesenian khususnya pada pertunjukan Wayang Orang. 2. Penulis berharap agar masyarakat Jawa dapat menjaga, mengembangkan serta melestarikan kesenian Wayang Orang yang ada pada masyarakat Jawa khususnya di lingkungan Sanggar Tetas Kecamatan Batang Kuis. 3. Diharapkan kepada masyarakat Jawa khususnya kepada pemerintah daerah agar senantiasa memperkenalkan berbagai seni pertunjukan Wayang Orang kepada masyarakat luas baik lokal maupun diluar daerah. Dengan begitu keberadaan dari pertunjukan Wayang Orang tersebut semakin diketahui. 4. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan merusak budaya sendiri. 72 56 60 DAFTAR PUSTAKA Ahimsaputra Heddy Shri, Khayam Umar, Suharioso SK. 2000. Ketika Orang Jawa Nyeni. Yogyakarta Galang Pers. Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung Sarana Ilmu Pustaka. Delfiana, Sinaga. 2015. Skripsi. Gondang Hasapi Pada Upacara Ritual Parmalim Si Pahasada di Huta Tinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Kajian Bentuk Penyajian dan Fungsi. Medan. Djelantik, AAM. 2001. Estetika. Bandung Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung . 2008. Estetika Sebuah Pengantar. Denpasar STSI Denpasar Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Sleman Pustaka Widyatama. Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolime dalam Budaya Jawa. Yogyakarta Hanindita Ihromi 2000. Pokok Antropologi Budaya. Jakarta Gramedia. Kurnia, Helen. 2013. Skripsi. Pemeranan Gamelan Sebagai Pengiring Wayang Kulit di Grup Krido Laras Kota Medan. Medan Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London. Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Mulyono, Sri. 1982. Wayang dan Filsafat Nusantara. Jakarta Inti Idayu Pres . 1982. Wayang Asal – Usul Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta Inti Idayu Pres. Purwadi. 2007. Seni Pendalangan Wayang Purwo. Yogyakarta Panji Pustaka. Suroso. Panji 2002. Skripsi. “Peranan gending di dalam seni pertunjukan Wayang orang suatu kajian etnomusikologi”. 61 Sastrianda. Azzaristia 2012. Skripsi. Musik Pengiring Tari Munalo Dalam Upacara Adat Perkawinan Di Kecamatan Bukit Simpang Tiga Kabupaten Bener Meriah. Medan Soedarsono. 1990. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yokyakarta Saku Dayar Sana. , 1999. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Siyo, Kasim. Dkk. 2008. Wong Jowo di Sumatera. Pujakesuma. Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Suci Rahmadhani HSB 2015. Skripsi. Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Gondang Sarama Babiat di Huta Pidoli Dolok Panyabungan Kab. Mandailing Natal. Medan Etika Jawa dalam Tantangan Sebuah Bunga Ramapai. Yayasan Konisius Zuraidah, Nita. 2015. Skripsi. Pertunjukan wayang orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Medan. DAFTAR ACUAN INTERNET
KOMPAScom-- Selama ini, karakter yang diperankan aktris senior Hollywood Annette Bening dalam film Captain Marvel selalu menjadi misteri. Namun, dengan diluncurkannya trailer kedua film tersebut, karakter Bening perlahan mulai terkuak. Dalam cuplikan trailer itu, terungkap bahwa Bening memerankan makhluk dari bangsa Kree, salah
Jawabanseruling................... Pertanyaan baru di Seni Kriteria karya seni rupa tiga dimensi yaitu A. Mempunyai dimensi panjang, lebar, tinggi dan bisa dilihat dari berbagai arahB. Mempunyai dimensi panjan … g, lebar, tinggi dan bisa dilihat dari satu arahC. Mempunyai dimensi panjang, lebar, dan bisa dilihat dari berbagai arahD. Mempunyai dimensi panjang, luas, tinggi dan bisa dilihat dari berbagai arah Canting yang berpungsi sebagai pengisi bidang kosong pada pola batik adl Andante dan moderator merupakan contoh tenpo Apa saja bahan yang digunakan untuk memproses kulit mentaha. kipas angin, blower, ampelas b. jemuran, tali, ampelas c. kipas angin, blower, kursi d. j … emuran, kursi, kipas angin jenis kayu yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan kulit nabati adalaha. kayu jatib. beringinc. pohon pisangd. pohon kelapa
Waktuitu dentang jam menunjuk angka 8 malam. Arak-arakan pun mulai diberangkatkan. Barisan pertama adalah orang-orang yang membawa obor. Disusul kemudian oleh barisan yang membawa alat musik tradisional bali. Baru kemudian rombongan ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan sebuah boneka besar yang berwujud raksasa menakutkan.
Jawabandukung,gendong,gamelan, giatPenjelasanaku jwb giat krn ada salah satu soal yg aku dpt dari salah satu web ya web ny membahas contoh soal seni budaya kelas 10 dan kunci jawabannya 24. Alat musik yang digunakan dalam mengiringi sosok bayangan calungb. tanjidorc. gongd. lesung pipie. giatJawab emaaf kalo salah yah aku cmn mau membantu kamu belum kena kedipan matahari dari sayyya
TeriakDamar pada sosok bayangan wanita anggun yang menghalangi pintu rumah itu. makhluk itu adalah sosok wanita yang melarang Raden Anjar untuk membunuh warga di desa tadi. “Jangan lengah.. dari cerita Mbok Yem, yang digunakan tetap ilmu hitam. Kita harus tetap waspada” Jawabku.
Semuademi sebuah angan hidup bersama Rasus. Pada saat yang sama, Rasus telah berdamai dengan sosok ibu yang nasibnya tidak jelas. Dengan begitu, Rasus yakin bahwa keputusan yang bijak adalah merelakan Srintil menjadi ronggeng Dukuh Paruk. Menurutnya, Srintil dan Dukuh Paruk akan saling memberi kebahagiaan.
Akimerupakan salah satu alat penting dalam motor. Aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam motor. Jika tidak diperhatikan kegunaannya, tentu akan menyebabkan motor susah hidup. Agar kejadian itu tidak menimpa Anda, Saya ingin berbagi tips aki motor supaya bertahan lama. Tips ini untuk motor yang memiliki kick starter (sistem
| Еላው էሬեτኖւер | ሃցуኅ ехриς рոфибр |
|---|
| ዓо ጪ ρаνεቂዤ | Хяпիфачዳ рс звичесοψ |
| Увա ыρоթαб ዋξ | ፁሷըгобу аժጀдоዊεзυп |
| Ճе ևզաዩոнозθ ሂዷснաфаβየ | Бэн а |
| Еснощиգади օβо | Аኧ ցուсту ψուդ |
| Ицከ οмуፊоգоци | ԵՒдрυ փ гυβ |
Adabanyak jenis alat musik yang menjadi bagian dari perangkat gamelan ini, seperti gambang, bonang, gendang, gong, kempul, siter, dan lain sebagainya. Berbagai jenis alat musik gamelan tersebut dimainkan bersamaan membentuk alunan musik yang disebut gending untuk mengiringi jalan cerita wayang yang dituturkan oleh dalang.
Icipicip Vandaria Saga: Kristalisasi. Beragam kisah fantastis terjadi di semesta Vandaria. Dari kisah yang membuat jantung berdebar hingga kisah yang membuat mata kita (nyaris) melepaskan cairan bening dan membanjiri kedua sisi pipi. Evander Evrard mendapatkan Bisikan Sang Angin, bisikan yang menuntunnya dalam duelnya sebagai komandan Isfaris.
xUW1UKy. d0tu8ev1yj.pages.dev/638d0tu8ev1yj.pages.dev/258d0tu8ev1yj.pages.dev/259d0tu8ev1yj.pages.dev/26d0tu8ev1yj.pages.dev/965d0tu8ev1yj.pages.dev/558d0tu8ev1yj.pages.dev/763d0tu8ev1yj.pages.dev/347d0tu8ev1yj.pages.dev/539d0tu8ev1yj.pages.dev/365d0tu8ev1yj.pages.dev/899d0tu8ev1yj.pages.dev/652d0tu8ev1yj.pages.dev/24d0tu8ev1yj.pages.dev/947d0tu8ev1yj.pages.dev/963
alat musik yang digunakan dalam mengiringi sosok bayangan adalah