Dengankekuatan yang ia miliki, Rahwana pun kemudian menculik Dewi Sinta. Cerita berlanjut dengan perjalanan panjang Ramawijaya bersama Laksmana mencari Dewi Sinta. Petunjuk datang saat mereka bertemu Raja Burung, Jatayu yang tergeletak terluka parah disebuah hutan. Rama dan Laksmana yang mempunyai watak welas asih pun menghampirinya. Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga memiliki kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas. Relief Ramayana ini terletak pada dinding candi utama Candi Penataran. Kisah ramayana digambarkan dalam kisah asmara yang penuh ujian anatara rama dengan shinta. Cerita ini diawali dari cerita Hanuman diutus ke Alengka Wayang ”Hanuman Duta”, dan diakhiri dengan adegan Kumbhakarna gugur. Semuanya dipahat di 102 panil, dan masing-masing adegan dibatasi oleh ragam hias medalion. Adegan dimulai di sebelah Barat dekat tangga dan harus dibaca mengikuti alur prasawya dengan candi di sebelah kiri. Konon diceriterakan bahwa tentang Raja Dasaratna dari negeri Ayodhya mempunya empat orang putra dari tiga permaisurinya. Kausalya berputra Rama, yang sulung Kaykeyi berputra Bharata, dan Sumitra berputra laksmana dan satrugna. Suatu ketika Resi Wismamitra minta bantuan Rama untuk mengalahkan raksasa yang mengganggu pertapaannya. Para raksasa yang dipimpin Marica dapat dikalahkan oleh Rama dan Laksmana. Kemudian atas saran Wismamitra Rama dan Laksmana pergi ke Negeri Mithila, yang rajanya bernama Prabu Janaka sedang mengadakan sayembara untuk putrinya Dewi Sinta. Rama berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta dan membawanya sebagai istri pulang ke Ayodhya. Ketika Rama akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya, keikeyi memperingatkan Raja Dasaratha tentang janjinya bahwa yang akan mewarisi tahtanya adalah Bharata, maka dengan berat hati tahta-pun diserahkan kepada Bharata. Walaupun Bharata menginginkan Rama yang meneruskan tahta, namun Rama menolak dan memilih untuk meninggalkan kerajaan dan hidup dihutan bersama istri dan laksmana. Selama pengembaraannya di hutan, Rama, Sita, dan Laksmana berhasil membunuh Wiradha raksasa yang mengganggu mereka. Kemudian mereka menetap di pertapaan Sutiksna sebagai pertapa. Dikisahkan ada seorang raja Alengkadiraja, yaitu Prabu Rahwana sedang kasmaran dan menginginkan Dewi Sinta menjadi istrinya karena menganggap Dewi sinta adalah sebagai titisan Dewi Widowati yang selama ini diimpikannya. Oleh karena itu, saat Rama, Sinta dan Laksmana sedang melintasi hutan Dandaka, si Prabu Rahwana mengintai mereka untuk menculik Sinta. Kemudian dengan siasatnya, Rahwana mengubah seorang hambanya Marica menjadi kijang emas, dengan tujuan memancing Rama pergi berburu kijang jadi-jadian itu dan menjauh dari Sinta. Ketika Sinta melihat kijang emas tersebut dan meminta Rama agar menangkapnya, Marica terkena panah Rama dan menjerit kemudian lenyap. Sinta mengira yang menjerit adalah Rama minta tolong dan kemudian Sinta menyuruh Laksmana untuk melihatnya. Mulanya Laksmana tidak mau tapi karena desakan Sinta dengan mengatakan bahwa dia mau mengambil keuntungan dengan matinya Rama, akhirnya Laksmana mencari Rama. Kemudian Rahwana datang sebagai pertapa dan memawa Sita pergi lewat udara. Jeritan Sinta terdengar oleh Burung Jatayu sahabat ayah Rama dan menyerang Rahwana tapi dapat dikalahkan oleh Rahwana. Rama dan laksmana tahu kalau dia tertipu, kemudian mencari Sinta dan bertemu dengan Jatayu yang terluka parah. Sebelum mati Jatayu menceritakan apa yang sudah terjadi. Rama yang mengetahui istrinya diculik, segera mencari Rahwana ke Kerajaan Alengka dan bertemu dengan Sugriwa Raja Kiskendha. Atas bantuan Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Rama untuk menggempur Alengka yang dibantu oleh Hanuman paman dari Sugriwa dan ribuan pasukan Wanara kera. Perjalanan sangat berat sehingga mereka hampir putus asa, tetapi diberi semangat oleh simpati adik Jatayu bagaimana agar dapat sampai ke Alengka. Setelah sampai di Gunung Mahendra dekat laut selatan mereka istirahat dan hanya Hanuman yang akan mengintai benteng musuh lebih dahulu. Dengan wujud aslinya Hanuman sampai di Taman Asoka dan bertemu dengan Sinta untuk menyampaikan maksud kedatangannya sebagai utusan Rama. Awalnya Sinta tidak percaya, kemudian Hanuman menunjukkan cincin pemberian Rama maka Sintapun percaya dan ia menitipkan surat dan manikam untuk disampaikan kepada Rama. Setelah tahu apa yang terjadi, Rahwana berusaha menangkap Hanuman dan Hanumanpun berhasil dijerat oleh Meghanada Indrajit anak Rahwana dengan panah ularnya. Rahwana menyuruh agar Hanuman dibakar hidup-hidup , namun Hanuman berhasil meloloskan diri dan kembali ke Gunung Malyawan untuk menyerahkan surat dan manikam dari Sinta pada Rama. Sementara itu Rahwana dinasehati oleh kerabatnya, seperti Sumali kakeknya, Kumbhakarna dan Wibbisana adiknya agar mengembalikan Sinta kepada Rama. Akan tetapi Rahwana tidak mau dan bahkan mengusir Wibbisana yang kemudian bergabung dengan Rama. Untuk sampai ke Alengka atas nasehat Wibbisana pasukan Rama membendung laut sebagai jalan ke Alengka. Sampai di ALengka terjadilah pertempuran dahsyat antara pasukan kera dan para raksasa. Rama dan Laksmana berhasil dijerat dengan panah ular oleh Indrajit. Mengetahui hal ini, Sinta putus asa dan hampir bunuh diri karena merasa tidak akan bertemu lagi dengan Rama suaminya. Namun karena doa dan puj-pijian dari para Resi , maka lilitannya putus dan kesehatan Rama dan Laksmana pulih kembali. Akan tetapi Indrajit kembali maju dan berhasil membius semua pasukan kera, termasuk Rama dan Laksmana, hanya Wibbisana yang tidak terbius. Wibbisanapun membangunkan Hanuman agar mencari akar dan daun-daunan di Gunung Himalaya untuk obat. Dengan obat itu pasukan kera kembali sadar dan terus melawan Indrajit dimana akhirnya Indrajit mati oleh panah Laksmana. Selanjutnya Rahwana mulai maju perang dan dalam peperangan ini, Laksmana terkena panah Amogha milik Rahwana. Kembali atas pengobatan yang diberikan oleh Wibbisana, Laksmana berhasil disembuhkan. Akhirnya Rama berhasil memutuskan kesepuluh kepala Rahwana dengan panah pemberian dari Dewa Indra, Wibbisana sedih dengan kematian Rahwana tapi dihibur oleh Rama bahwa kakaknya mati sebagai pahlawan, dan dia harus menggantikan kakaknya sebagai raja di Alengka. Ketika Rama dipertemukan dengan Sinta istrinya, ia memerintahkan istrinya agar mensucikan diri lebih dahulu karena telah tinggal lama dengan musuh. Rama juga mengatakan tidak mau menjadi suaminya lagi, lebih baik Sinta bersuamikan Laksmana, Wibbisana, atau Bharata. Kecewa karena sakit hati, Sinta bertekat akan membakar dirinya, tetapi ketika masuk ke dalam api, ia berubah menjadi bunga teratai emas. Sedangkan Dewa Agni dan Siwa menampakkan diri menyakinkan Rama bahwa istrinya tetap setia dan masih suci. Akhirnya Rama mau menerima Sinta dan kembali ke Ayodhya disertai para sahabatnya dan diterima dengan meriah oleh Bhatara dan rakyat Ayodhya. REFRENSI Dalambahasa melayu didapati pula hikayat seri rama yang isinya berbeda dengan kakawin ramayana dalam bahasa jawa dan bali kuno, yaitu wayang dan sendra tari. Kacarita dewi sinta kacidra denin prabu rahwanadinaraja amarga arsa kapundhut dados garwanipun. Cekidot langsung wae simak cerita ramayana bahasa jawa ana ing ngisor iki. Sikap hidup pragmatis pada sebagian be¬sar masyarakat Indonesia mengakibatkan terki¬kisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial yang turut serta memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Kini bangsa Indonesia telah dirasuki zaman edan. Budaya adilu¬hung dan edipeni bangsa sebagai nilai kearifan lokal local wisdom yang santun, saling menghormati, arif-bijaksana, dan religius, seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan dan modern. Masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, anarkisme, kasar, dan vulgar, tanpa mampu mengendalikan hawa nafsunya. Fenomena ini dapat menjadi representasi mele¬mahnya karakter bangsa yang terkenal dengan ramah, santun, berpekerti luhur, dan berbudi mulia. Sebagai bangsa yang beradab dan ber¬mar¬tabat, situasi yang demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khu¬susnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa yang cerdas bijak bestari mursid, terampil dan cendekia sugih kagunan lan pangawikan, ber¬budi pekerti luhur luhur budinipun, berderajat mulia luhur derajatnipun, berperadaban mulia mulya gesangipun, serta berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dibutuh¬kan paradigma pendidikan kejiwaan yang berori¬entasi pada karakter bangsa, yang tidak sekadar memburu kepentingan kognitif pikir, nalar, tetapi memperhatikan dan mengintegrasi persoalan-persoalan moral dan keluhuran budi. Salah satu media pendidikan kejiwaan yang berorientasi karakter bangsa itu ialah melalui peneladan tokoh ksatria utama yang tercermin dalam Serat Kalatidha Ranggawarsita, Serat Tripama Sri Mangkunegara IV, dan dalam mitologi budaya Jawa tentang ksatria piningit, yakni tokoh Sasangka, Sarjana, Sujana, Sudibyo, Wijaya, dan Suteja. Keenam. Ksatria-ksatria utama itulah yang akan mengembalikan derajat dan martabat bangsa yang berkarakter unggul dan beradab religius, bijak bestari, penuh kewaspadaan, mengutamakan kebersatuan dan kesentosaan, senantiasa jaya, dan masyhur di dunia. Kata kunci karakter bangsa, teladan, ksatria utama, beradab, bermartabat Ramadan Rahwana adalah pusat perhatian dalam kisah Ramayana. Saya kira tokoh Sinta seperti tak punya peran lebih selain diculik, ditawan, diperebutkan, disuruh membuktikan kesuciannya, dan akhirnya dibuang. Bagi banyak orang, Sinta melambangkan kesetiaan. Tetapi bagi saya, Sinta itu sungguh keterlaluan lugunya. 5 Tokoh Ramayana Beserta Karakter dan Gambarnya Lengkap – Salah satu kisah cinta abadi sepanjang masa yang sangat disucikan bagi sebagian kalangan adalah Ramayana. Meskipun kisah ini awalnya ditulis oleh seorang pujangga dari India, tetapi para pujangga nusantara berhasil menggubahnya menjadi selaras dengan budaya nusantara. Kisah Ramayana sendiri melibatkan banyak sekali sosok sakti. Kisah ini sendiri menceritakan tentang kebaikan yang selalu dapat mengalahkan kejahatan yang dibungkus dalam sebuah kisah cinta yang menawan. Secara garis besar kisah pewayangan Ramayana ini menceritakan perjuangan Sri Ramawijaya yang dibantu oleh Sugriwa, sang raja kera yang berusaha merebut kembali istrinya yang diculik oleh Rahwana. Tokoh Ramayana Beserta Karakter dan GambarnyaDaftar IsiTokoh Ramayana Beserta Karakter dan GambarnyaLima Tokoh Ramayana1. Rama2. Laksmana3. Dewi Sinta4. Rahwana5. Kumbakarna Daftar Isi Tokoh Ramayana Beserta Karakter dan Gambarnya Lima Tokoh Ramayana 1. Rama 2. Laksmana 3. Dewi Sinta 4. Rahwana 5. Kumbakarna Ramayana merupakan sebuah karya sastra yang mengagumkan. Di dalam kisah ini banyak sekali tokoh-tokoh sakti yang darinya dapat diambil sebuah pembelajaran tentang sebuah nilai kehidupan Tidak perlu berlama-lama, berikut adalah 5 tokoh Ramayana beserta karakter dan gambarnya Lengkap Lima Tokoh Ramayana 1. Rama Sosok Rama merupakan tokoh Ramayana yang utama dalam kisah Ramayana. Ia diceritakan merupakan putra sulung dari Prabu Dasarata dari ibu bernama Dewi Kosalya. Suami dari Dewi Sinta ini merupakan awatara ke tujuh dari Dewa Wisnu yang memiliki tugas merawat dan menjaga kelestarian dunia. Sosok Rama dalam kisah pewayangan baik dalam versi India maupun versi Jawa digambarkan memiliki karakter welas asih yang tinggi, bijaksana, dan baik hati. Demi membuat ayahnya menepati janji kepada ibu tirinya yang bernama Dewi Kekayi, Rama yang sebenarnya berhak atas tahta Ayodya lebih memilih mengembara di dalam hutan usai menikah dengan Dewi Sinta. Selama menjalani pengembaraan di hutan, banyak sekali pertolongan yang diberikan Rama kepada para pendeta, resi, maupun begawan yang padepokannya diserang oleh raksasa penunggu hutan. Saat mengembara di dalam hutan inilah Rama kehilangan istrinya karena diculik oleh seorang raja raksasa sakti yang bernama Rahwana. Rama atau yang dalam versi kisah pewayangan Jawa disebut dengan nama Sri Rama Wijaya ini memiliki kesaktian yang luar biasa. Selain memiliki panah sakti yang mampu mendatangkan angin dan dapat digunakan untuk membuat api. Sri Rama juga mampu merubah dirinya menjadi raksasa yang sangat besar. Bahkan saking besarnya mata Sri Rama Wijaya ini digambarkan seperti rembulan dan dari tubuhnya mampu mengeluarkan berbagai jenis binatang yang ada di dunia. 2. Laksmana Sosok Laksmana merupakan tokoh Ramayana yang seorang adik dari Sri Rama Wijaya lain ibu. Meski lahir dari rahim yang berbeda. Tetapi keduanya sangat dekat. Ada sedikit perbedaan penggambaran sosok ini pada versi pewayangan India dengan versi pewayangan Jawa. Jika di dalam versi pewayangan India sosok ini digambarkan menikah dengan Urmila yang merupakan adik dari Dewi Sinta. Sementara dalam versi pewayangan Jawa, Laksmana ini membujang hingga akhir hayatnya. Saat Sri Rama diusir dari istana karena permintaan Dewi Kekayi. Laksmana inilah yang menemani dan mengikuti Sri Rama dan Dewi Sinta kemanapun mereka pergi. Sosok Laksmana sendiri selain digambarkan memiliki paras yang rupawan. Ia juga memiliki kesaktian yang sulit dicarikan tandingannya. Ada alasan mengapa Laksmana memilih hidup membujang selama hidupnya. Adapun alasannya adalah dirinya dicurigai oleh Dewi Sinta ingin merebut istri Sri Rama yang tak lain adalah Dewi Sinta itu sendiri. Kecurigaan tidak mendasar Dewi Sinta ini membuat Laksmana sakit hati yang membuat ia bersumpah bahwa sepanjang hidupnya dirinya tidak akan pernah beristri. Pada saat peperangan melawan Rahwana dan anak buahnya. Laksamana pernah mengalami luka serius karena dadanya tertembus panah sakti. Namun, berkat sebuah tanaman sakti yang bernama Sandilatamahosadi Laksamana dapat disembuhkan lagi. Pada akhir kisah Ramayana ada yang menyebutkan sosok Leksmana ini merasakan kesepian yang teramat sangat karena merasa dilupakan’. Hal inilah yang kemudian membuatnya nekat melepaskan seluruh kesaktian yang ia miliki. Saat sesudah semua kesaktiannya hilang. Laksamana pun akhirnya gugur karena dibunuh oleh salah satu raksasa pasukan Rahwana yang masih tersisa. Kematian Laksmana ini pun membuat Sri Rama merasa sangat kehilangan dan marah. Raksasa yang membunuh Laksamana segera ditangkap dan dibunuh saat itu juga. Sosok Laksamana digambarkan memiliki karakter yang setia, taat pada nilai-nilai kebajikan, dan selalu memberikan pertolongan kepada siapapun yang membutuhkan. 3. Dewi Sinta Sita atau yang juga sering disebut dengan Dewi Sinta ini merupakan putri dari Prabu Janaka. Ia digambarkan sangat cantik. Bahkan dalam beberapa versi disebutkan bahwa kecantikannya sanggup membuat iri bidadari. Ada beberapa versi mengenai tokoh Ramayana Dewi Sinta. Salah satu versi menyebutkan kalau Dewi Sinta merupakan putri kandung dari Rahwana yang dibuang oleh Gunawan Wibisana karena takut kelak Dewi Sinta akan diperistri ayahnya sendiri. Sosok Dewi Sinta sendiri dikisahkan memiliki karakter yang sabar, tidak banyak menuntut, dan sangat menjunjung kesucian. Dewi Sinta sangat menghormati arti pernikahan. Meskipun ditawari harta yang melimpah dan kejayaan dengan menjadi isteri Rahwana. Namun, Dewi Sinta menolaknya. Dewi Sinta tetap sabar meski dicurigai telah berbuat serong dengan Rahwana. Cincin kawin yang tetap pas di tangannya merupakan salah satu bukti Dewi Sinta tetap setia dengan suaminya. Bahkan ketika hal itu dirasa masih belum cukup. Dewi Sinta tak keberatan ketika diminta untuk melewati api penyucian sebagai bukti kesucian masih ada dalam dirinya. 4. Rahwana Sosok ini merupakan tokoh Ramayana yang merupakan sosok antagonis utama dalam lakon wayang Ramayana. Sosok ini sering pula disebut dengan Dasamuka yang artinya memiliki sepuluh kepala atau sepuluh wajah. Sosok Rahwana ini digambarkan sangat sakti. Bahkan para dewa pun tak ada yang menandingi kesaktiannya. Rahwana memiliki ajian sakti bernama pancasona yang merupakan pemberian dari Resi Subali yang merupakan kakak dari Prabu Sugriwa. Berkat ajian sakti ini Rahwana meski berkali-kali pun mati. Namun, ia akan selalu mampu hidup lagi. Rahwana sendiri digambarkan memiliki karakter yang keras kepala, mau menangnya sendiri, dan merupakan simbol semua kejahatan yang ada di muka bumi. Meski memiliki ilmu sakti yang membuatnya selalu mampu hidup lagi meski telah mati. Tetapi ketika berhadapan dengan Sri Rama Wijaya ajian tersebut tidak terlalu membantu. Hal ini dikarenakan Sri Rama merupakan titisan Dewa Wisnu yang memang ditugaskan turun ke dunia untuk memberantas keangkaramurkaan dari Rahwana. 5. Kumbakarna Sosok ini merupakan tokoh Ramayana yang seorang adik kandung dari Rahwana. Meskipun memiliki wajah dan bentuk tubuh seperti raksasa pada umumnya. Kumbakarna merupakan sesosok raksasa yang memiliki watak satria. Saat perang berlangsung Kumbakarna memutuskan untuk tidur dipertapaannya. Kumbakarna mulanya tak ingin ikut berperang karena diromua tahu bahwa perang yang terjadi itu akibat ulah kakaknya yang telah mencuri istri orang lain. Saat Rahwana menuduh Kumbakarna tidak peduli dengan keadaan negaranya yang hancur karena ulah para pasukan Sri Rama Wijaya. Jiwa nasionalisme dari Kumbakarna segera bangkit dan maju ke medan perang. Ada yang menarik dengan keputusan Kumbakarna saat maju dalam medan peperangan. Ketika panglima perang pada umumnya mengenakan baju tempur. Kumbakarna malah mengenakan pakaian yang serba putih. Ia mengenakan pakaian yang serba putih karena tahu bahwa dalam perang yang dilakukan ini dirinya pasti akan kalah. Sosok Kumbakarna yang digambarkan memiliki karakter teguh pada pendirian dan memiliki rasa cinta tanah air ini sering dipakai sebagai contoh tentang bagaimana sikap yang harusnya dimiliki oleh seorang warga negara. Boleh saja seorang warga negara tidak mendukung kebijakan seorang pemimpin yang sudah jelas salah. Namun, ia tidak dibenarkan hanya berpangku tangan melihat tanah air tempat dia dibesarkan dihancurkan oleh bangsa lain. Penutup Demikianlah beberapa tokoh Ramayana yang lengkap dengan gambar dan karakternya. Semoga artikel ringkas ini memberi persepsi baru bagi kamu tentang tokoh yang ada dalam kisah Ramayana. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta Bilacerita dalam Ramayana dan Mahabharata yang di India seperti tidak ada hubungannya satu sama lain, maka di Jawa kedua tradisi tersebut dicoba dihubungkan, terutama dalam pewayangan. hal ini jika usia Bathara Ramawijaya adalah 18 tahun akan lebih logis bila ia memenangkan sayembara memperebutkan Dewi Sinta dan dikawinkan dengannya. Hanya On 07 Jun 2021 Hikayat Sri Rama termasuk dalam kelompok cerita saduran pewayangan Ramayana ke dalam bahasa Melayu. Hikayat ini berisi kisah Sri Rama yang berusaha merebut kembali istrinya, Dewi Sinta, yang diculik oleh Rahwana. Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Nasional dan selesai disalin oleh Muhammad Bakir pada 17 Desember 1896. Pada awal cerita dikisahkan Maharaja Destarata memindahkan kota kerajaannya ke Mandu Puranagara untuk menghindari malu karena belum mempunyai anak. Ia berusaha mendapatkan anak dengan memohon petunjuk kepada maharesi, sampai akhirnya ia mempunyai lima orang anak. Dari istri pertamanya bernama Permaisuri Mandudari, Maharaja Destarata memperoleh dua putra, yaitu Sri Rama dan Laksamana. Dari gundiknya, Balyadari, ia memperoleh tiga anak, yaitu Bardan, Catradan, dan Kikawi Dewi. Ketika Maharaja Destarata menderita sakit parah, ia berencana menyerahkan kerajaan kepada anaknya dari Permaisuri, Sri Rama. Sementara adik-adiknya yang lain,meninggalkan istana untuk pergi mencari ilmu kepada Begawan Nila Purba. Pada masa itu juga, di negeri Drawati Purwa diadakan sayembara memperebutkan Dewi Sinta, anak Maharesi Kali. Sri Rama mengikuti sayembara itu dan bertarung dengan anak-anak raja lainnya yang juga mengikuti sayembara. Pertarungan dimenangkan oleh Sri Rama. Ia kemudian kawin dengan Dewi Sinta. Ketika Sri Rama hendak pulang ke Mandu Puranagara, ia dihadang oleh empat anak raja yang ingin merebut istrinya. Keempat anak raja dapat dikalahkan, namun ia juga harus berhadapan dengan Maharaja Puspa Rama yang tersinggung karena namanya dipakai oleh Sri Rama. Maharaja Destarata, yang mendengar kabar anaknya akan berperang dengan Raja Puspa Rama yang sakti dan menganjurkan supaya Sri Rama mundur. Sri Rama menolak sehingga pertempuran dan pertarungan hebat tidak terhindarkan. Maharaja Puspa Rama akhirnya takluk karena terkena panah sakti Sri Rama. Puspa Rama menyadari bahwa Sri Rama adalah penjelmaan Dewa Wisnu. Di akhir cerita, Sri Rama berusaha mengambil kembali Dewi Sinta yang dibawa lari oleh Maharaja Rahwana ke negerinya, Kalengkapuri. Sri Rama meminta bantuan Maharaja Sugriwa dan Hanoman untuk berperang dan menjemput Sita Dewi di kerajaan Kalengkapuri. Perang antara kedua belah pihak tidak dapat dihindari. Tentara negeri Kalengkapuri dan para menterinya kalah. Maharaja Rahwana bertemu dengan Sri Rama di medan peperangan. Panah sakti Sri Rama berhasil memutus salah satu dari sepuluh kepala Rahwana. Akhirnya, Rahwana mati terkena sabetan pedang sakti Sri Rama. Tubuhnya terpotong-potong dan jatuh di atas sebuah batu besar. Naskah hikayat Sri Rama ditulis diatas kertas bergaris berukuran 31 x 19,5 cm. Naskah berjumlah 403 halaman. Penomoran halaman asli ditulis dengan angka Arab 1-400. Tiap halaman berisi 18 baris.

Kelihatannyabadan Dewi Sinta menjadi rusak. Dewi Sinta merasa tersiksa di negeri orang, jauh dari Prabu Rama. Dewi Sinta tidak bersedia dibawa Anoman pulang ke tempat Prabu Rama. Dewi Sinta menginginkan Prabu Rama sendiri yang menjemput pulang. Belum selesai mereka saling bicara, Indrajid dan pasukannya telah mengepung taman Asoka.

merupakan negara yang kaya akan budaya. Sebagai sebuah negara kepulauan, kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi sangat beragam. Salah satu dari sekian banyak karya seni yang ada adalah wayang. Wayang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia Indonesia karena proses spiritual. Wayang kulit purwa menurut perkembangannya bukan hanya merupakan tontonan semata, namun juga merupakan tuntunan bagi penonton dan penikmatnya. Wayang kulit purwa banyak mengajarkan nilai-nilai luhur yang adiluhung tidak hanya nilai-nilai kejuangan, namun juga nilai-nilai feminis. Emansipasi wanita, sering dinisbatkan menjadi gerakan tuntutan agar kaum perempuan bisa masuk ke bidang-bidang yang diminati sama dengan pria bahkan tak jarang, sampai masuk ke wilayah agama yang sudah jelas dasar dan ketentuannya. Feminisme akhirnya menjadi global theology agama global. Hal seperti ini tentunya memunculkan banyak kekhawatiran yang mendalam dalam masyarakat Indonesia terutama pemuka agama dan tokoh adat sehingga diperlukan suatu reinterpretasi tentang emansipasi dan niai-nilai feminisme yang sesuai dengan latar belakang budaya masyarakat gender yang sering muncul akhir-akhir ini mengakibatkan perempuan semakin tereksploitasi dan diperlakukan tidak adil. Perempuan diwajibkan memainkan tiga peran sekaligus, yaitu peran produktif, mengelola rumah tangga, dan menjalin hubungan dengan masyarakat. Adanya peran perempuan seperti tersebut di atas, peran laki-laki di bidang produksi akan semakin tinggi dan mengakibatkan sifat ingin berkuasanya laki-laki akan semakin besar. Perempuan, dalam kehidupan sehari-hari seolah-olah ditakdirkan untuk menjadi abdi dan pelayan suami dalam segala hal, sedangkan segala keputusan ada di tangan laki-laki. Ketidakberesan dalam urusan rumah tangga pun selalu dilimpahkan kepada kesalahan sang istri. Ketimpangan gender seperti tersebut di atas mengakibatkan pandangan masyarakat terhadap pekerjaan rumah tangga kaum perempuan menjadi rendah dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Sementara perempuan menerima saja apa adanya akan peran gender mereka, dan laki-laki tidak diwajibkan bekerja di bidang domestik. Semua itu telah dilanggengkan berdasarkan budaya yang sudah ada. Anggapan seperti itu telah ada sejak dahulu, dan hal itu membuat setiap perempuan semakin takut untuk mencoba keluar dari peran gender mereka. Perempuan semakin pasrah dan diam kepada keputusan yang dibuat oleh laki-laki. Persoalan-persoalan feminisme khususnya feminisme dalam cerita pergelaran wayang kulit purwa menjadi sesuatu yang dapat dijadikan bahan diskusi. Sebagai salah seorang tokoh wanita dalam pagelaran wayang kulit purwa yang diambil dari seri cerita Ramayana, Dewi Shinta memiliki peranan penting dalam berbagai lakon atau ceritanya selama perjalanan hidupnya, di antaranya Pertama, Dewi Shinta adalah gambaran seorang isteri yang setia terhadap suaminya dalam suka maupun duka. Dikisahkan bahwa Dewi shinta adalah seorang puteri raja yang menjadi anak kesayangan ayahnya, sudah barang tentu Dewi Shinta tumbuh dan besar dalam suasana yang serba mewah dan berkecukupan. Mungkin dapat dikisahkan bahwa selama hidupnya Shinta selalu merasa senang, namun saat suaminya harus meninggalkan istana dan tinggal di hutan karena menjalani masa pembuangan, Dewi Shinta lebih memilih untuk meninggalkan kenikmatan dan kemewahan istana demi untuk mengikuti suaminya hidup sengsara di tengah hutan selama 14 tahun. Kondisi yang dialami Dewi Shinta pada saat itu tentu bukanlah kondisi yang mudah dan bisa dialami oleh setiap perempuan, Karena untuk melakukan hal tersebut diperlukan keteguhan hati dan dengan kesadaran penuh akan menghadapi bahaya dan banyak kesulitan ke depannya dalam mengarungi kehidupan rumah tangga dengan Rama. Kondisi seperti tersebut sudah barang tentu merupakan suatu hal yang patut dijadikan nilai terpuji bagi seorang perempuan. Di saat banyak perempuan yang hanya menuntut fasilitas dan kemewahan, sikap Shinta menunjukkan bahwa sebagai seorang isteri, dirinya akan setia mendampingi suaminya dalam suka maupun duka. Sikap Shinta yang demikian sudah barang tentu tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna. Di sisi lain jiwa kewanitaan Shinta yang menginginkan sesuatu yang mewakili nilai keindahan dan kemewahan Kijang Kencana tidak bisa dihindari. Justru dalam hal ini dikisahkan bahwa keinginan Shinta yang berada dalam kapasitas “ego”nya tersebut pada akhirnya membawa mala petaka besar, yaitu perang adalah sosok wanita setia dan tahan terhadap godaan serta berpendirian teguh. Cerita Ramayana mengisahkan bahwa dalam penyekapannya penculikannya yang dilakukan oleh Rahwana, Shinta tergolong sebagai perempuan yang setia dan teguh pada pendiriannya. Meskipun Shinta hidup dalam penyekapan Rahwana selama bertahun-tahun, namun dirinya dapat menjaga kesuciannya dengan ancaman bahwa dirinya akan bunuh diri menggunakan cundrik-nya jika Rahwana memaksakan kehendaknya. Dalam kondisi di dalam penyekapan itulah Shinta mendapatkan kesadaran bahwa keinginannya untuk mendapatkan Kijang Kencana membuahkan malapetaka bagi semua orang di Alengka. Kemudian Shinta bertekat untuk akan terus menjalani perjalanan hidupnya dengan penuh keikhlasan untuk menebus dosanya. Kesadaran Dewi Sinta membuka selubung hijab, aku ini siapa? Untuk apa aku di dunia? Apakah ada rencana besar Hyang Widhi untuk melenyapkan keangkaramurkaan, atau untuk melenyapkan etnis raksasa, perpaduan antara manusia dan binatang? Dia telah mendapat peran yang harus dijalankannya dengan baik. Dewi Sinta sadar dirinya terlibat kepada Hukum Sebab-Akibat, dan dia akan menjalaninya dengan penuh kesadaran. Kemudian Dewi Sinta memahami adanya Hukum Evolusi, termasuk evolusi dalam kesadaran. Keputusannya sudah bulat semua akan dilakoninya dengan penuh kesadaran. Shinta adalah sosok wanita yang religious. Ramayana menceritakan bahwa dalam keadaan no-mind, Shinta pasrah kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Ketika Rahwana beserta balatentaranya berhasil dihancurkan pasukan Sri Rama. Dan, ketika Sri Rama tidak mau menjajah negara Alengka dengan menyerahkan tampuk pimpinan kerajaan Alengka kepada Wibisana adik Rahwana, Dewi Shinta semakin bersyukur kepada Tuhan dikarenakan dirinya dikaruniai suami yang bijaksana. Kebahagiaan bersatu kembali dengan Sri Rama pun dijalani dengan penuh kesadaran. . Bahkan ketika Sri Rama mengikuti pendapat penduduk negaranya untuk tes uji kesucian bagi dirinya, Dewi Shinta menerima dengan penuh kesadaran. Shinta berpandangan bahwa dirinya telah melakukan banyak hal yang buruk yang pada akhirnya menyebabkan kesengsaraan banyak makhluk hidup di muka bumi. Maka apabila Hyang Widhi pada akhirnya akan mengambilnya dalam api upacara yang membakar dirinya hidup hidup, dirinyapun akan menerima dengan tegar dan pasrah. Hingga pada akhirnya seluruh negeri terkesima dengan selamatnya Dewi Sinta dari amukan api. Seluruh negeri menerima kembali Dewi Sinta sebagai permaisuri dari Sri Rama. Seseorang yang menyadari hakikat kehidupan, bahwa hidup di dunia ini terikat dengan hukum alam maka dia akan dapat menerima kejadian apa pun yang menimpanya. Perjuangan meningkatkan kesadaran tak pernah berhenti. Karena hidup di alam dan bahan bakunya dari alam, maka seseorang memang tidak bisa melepaskan diri dari alam. Tetapi alam akan membantu seseorang yang serius mendarmabaktikan dirinya bagi alam. Keempat, Dewi Sinta mengasingkan diri demi keutuhan kerajaan Ayodya. Perjalanan kehidupan seseorang mempunyai alur-alur baru yang sering diluar nalarnya. Setelah mengalami kebahagiaan Bersama Sri Rama menjadi permaisuri di kerajaan Ayodya, dia masih saja mendengar banyaknya suara-suara penduduk yang tetap menyangsikan kesuciannya walau dia sudah selamat dibakar di atas api. Sri Rama adalah raja besar yang bijaksana, dan juga seorang suami yang baik. Tetapi sebagai seorang raja, Sri Rama sudah seharusnya lebih mementingkan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi. Dewi Sinta adalah seorang istri yang luar biasa baiknya, tetapi dia lebih mementingkan negara dari pada kepentingan pribadinya. Demi negara, demi suami tercinta, pada malam hari dia menyelinap ke luar istana pergi jauh meninggalkan istana. Setelah itu dia seakan lenyap ditelan rimba. Hanya berbekal keyakinan kepada Hyang Widhi, dia merelakan segala-galanya.

Ramayanadari bahasa Sansekerta (रामायण) Rāmâyaṇa yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama", adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki.Cerita epos lainnya adalah Mahabharata. Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang

Pertunjukkan Ramayana. Foto Screen Youtube putut anggaraKisah Rama dan Shinta tidaklah asing di telinga orang Indonesia. Kisah keduanya merupakan bagian dari cerita kepahlawanan "Ramayana" yang digubah oleh Walmiki. Meskipun berasal dari India, beberapa kebudayaan di Indonesia terinspirasi dari cerita cinta terkenal itu. Pertunjukkan Rama dan Shinta ditampilkan di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta. Selain itu, tari Kechak Ramayana rutin diselenggarakan di pantai Uluwatu Bali sebagai salah satu destinasi wisata paling populer. Suasana romantis didukung oleh pertunjukkan yang dilakukan di ruang terbuka, di pinggir laut dan ketika matahari tenggelam. Cerita Ramayana sendiri telah diterjemahkan ke berbaragai macam bahasa. Sehingga, Ramayana telah muncul dalam beberapa versi. Melansir dari Yogapedia dan Sheny Andrea, berikut ini ulasan singkat cinta Rama dan Pertempuran dalam Ramayana. Foto WikiImages from PixabayPangeran RamaRama adalah inkarnasi ketuhanan yang maskulin. Dia disebut pangeran dari sebuah kerajaan terbesar di bumi, yang dikenal sebagai Kosala. Ra menandakan getaran positif, sedangkan ma berarti getaran negatif. Oleh karena itu, Rama merupakan mantra yang melambangkan keseimbangan dan harmoni sejati. Rama juga menjunjung tinggi kebenaran dan kebajikan dalam setiap perbuatan yang dilakukannya. Putri ShintaShinta adalah seorang putri yang ditakdirkan untuk Rama. Keduanya dikabarkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Shinta memberikan aura semua kebajikan duniawi, yang meliputi kesuburan, perubahan, kesabaran yang dalam, kecantikan luar biasa, dan kepasrahan. Cintanya adalah jenis yang menyerahkan pada takdir ilahi, di mana takdir ini menyatukannya dalam kisah cinta epik dengan Rama. Cinta Rama dan ShintaKedua kekasih ini akhirnya menikah dan berjanji untuk saling mencintai satu sama lain. Mereka bersumpah cintanya kekal hingga akhir zaman. Namun, setelah menikah, Rama dibuang ke hutan selama sisa hari-harinya. Rama selalu memikirkan Shinta, dan mengedepankan kesejahteraannya jauh lebih penting dari apapun dan siapapun di dunia ini. Bersama-sama, Rama dan Sita menjelma sebagai Wisnu dan Lakshmi. Rama adalah inkarnasi Wisnu, dan Sita adalah penjelmaan Laksmi. Wisnu dan Lakshmi adalah pelindung alam semesta. Ini berarti bahwa penyatuan Rama dan Sita lebih dari sekedar pernikahan biasa. Penculikan ShintaSeperti halnya puisi dan cerita epik, perjalanan Rama dan Shinta penuh dengan rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi. Mereka menghadapi semua jenis makhluk dan situasi yang tak mendukung. Kemudian, keduanya dapat mengatasinya seperti pahlawan super sejati dalam mitologi berada di pengasingan di hutan, salah satu tantangan besar yang harus dilalui adalah penculikan Shinta oleh Rahwana, sang raja iblis. Sang raja iblis menginginkan Shinta untuk dipersunting sebagai istri. Namun, Shinta dengan tegas menolak, sampai-sampai kesabaran Rahwana hampir habis dan berencana membunuh Shinta. Untungnya, niat jahat itu dapat dicegah oleh Trijata. Singkat cerita, Hanoman, raja monyet yang licik, berhasil membantu Rama menyelamatkan Shinta. Tetapi, Rama awalnya menolak dan mempertanyakan kesucian Shinta selama berada di Kerajaan Alengka. Kemudian Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu dengan melakukan bakar diri. Dewa Api menyelamatkan Shinta dari kobaran api, karena kebenaran dan kesuciannya terbukti. Pada akhirnya, Rama dan Shinta dapat bersatu dan kembali ke istana Ayodhya untuk memimpin yang dapat dipetikSetiap karakter yang ditemui Rama dan Shinta serta situasi di setiap pertemuan mengajarkan pelajaran hidup yang berharga. Amanat yang dapat dipetik adalah nilai serta kewajiban untuk menghormati, mencintai, dan menjaga orang yang dicintai. Baik Rama maupun Sita menjunjung tinggi kebajikan dengan segala cara.
Ceritatersebut bisa dilihat pada penanyangan dalam serial Ramayana yang sering di pertontonkan di Area Candi Prambanan dan juga Purawisata Yogyakarta, Fragmen tersebut berjudul Sinta Obong. Dari cerita tersebut dapat diambil satu makna bahwa keberadaan Dewi Sinta merupakan sosok yang setia dan taat pada suami.
Ramayana Dan Dewi SintaSalah satu cerita rakyat yang populer di India adalah ceritaRamayana, yang menceritakan tentang kisah kehidupan Rama, seorangpangeran yang dianggap sebagai inkarnasi dewa Wisnu, dan Sita, istrinyayang cantik. Cerita Ramayana terkenal di seluruh India dan menjadi bagianpenting dari kebudayaan Hindu. Cerita Ramayana dimulai dengan RajaDasharatha dari Ayodhya yang memiliki empat putra, Rama, Lakshmana,Bharata, dan Shatrughna. Rama adalah putra sulung dan dianggap sebagaipewaris takhta. Namun, saat Rama dewasa, Raja Dasharatha dipaksa untukmemberikan takhta kepada putra bungsunya, Bharata, karena ibu Bharatamelakukan pengaruh jahat. Setelah itu, Rama dan istrinya, Sita, hidupdalam pengasingan selama 14 tahun di hutan bersama dengan saudaraRama, Lakshmana. Namun, Sita diculik oleh raksasa jahat bernamaRavana. Rama dan Lakshmana kemudian memulai pencarian untukmenyelamatkan Sita. Setelah mengalami banyak petualangan danrintangan, Rama akhirnya berhasil memenangkan pertempuran melawanRavana dan menyelamatkan Sita. Setelah itu, Rama, Sita, dan Lakshmanakembali ke Ayodhya dan Rama diangkat menjadi raja. Namun, Rama terus-menerus mengalami cobaan dan rintangan dalam memimpin kerajaannya,termasuk ketika Sita dituduh tidak setia dan diusir dari kerajaan. Meskipundemikian, cerita Ramayana dianggap sebagai kisah tentang kebaikan, 2 Menjelaskan karakter atau figur wayang kulit Dewi Sinta sebagai bahan acuan untuk menganalisis pemikiran yang melandasi pembentukan wayang kulit purwa Dewi Sinta gaya Yogyakarta. 3) Mengetahui makna intrinsik (isi) yang terkandung pada tokoh wayang kulit purwa Dewi Sinta dalam cerita Ramayana. 3. Teori dan Metode Penelitian a. Teori Didalam pengasingan di hutan Dandaka, Dewi Sinta, Rama dan Laksmana hidup bahagia. Sampai pada saatnya, seorang gadis cantik mendatangi Raden Laksmana. Gadis cantik itu bernama Dewi Sarpakenaka. Ia kelihatan jatuh cinta pada datang menggoda Laksmana. Tetapi Laksmana tidak tertarik dengan gadis itu. Gadis cantik itu selalu mencolak colek dan memeluk tubuh Laksmana. Laksmana merasa tidak nyaman, Laksmana menjadi risih. maka dipencetlah hidung Sarpakenaka keras-keras. Tak disangka ia berubah menjadi seorang raseksi. Laksmana terkejut ketika wanita cantik yang memeluknya, sesungguhnya seorang marah sekali, ia segera memanggil Karadusana,suaminya. Karadusana menjadi marah setelah mendapat laporan bahwa istrinya diperkosa oleh Laksmana. Langsung saja Karadusana menyerang Laksmana. Laksmana segera mengangkat senjata panah Surawijaya. Panah Surawijaya menuju sasaran, dan matilah Karadusana. Sepeninggal Karadusana, Sarpakenaka pergi menemui kakaknya, Prabu Dasamuka, Raja Alengka. Prabu Dasamuka tidak tertarik dengan cerita Sarpakenaka, malah tertarik dengan keberadaan tiga orang yang tinggal di hutan Dandaka. Untuk itu Prabu Dasamuka mengajak seorang kepercayaannya yang bernama Kala Marica. Seorang raksasa , walaupun tingkatannya seorang prajurit namun sakti, selalu menjadi andalan Prabu Dasamuka. Akhirnya Prabu Dasamuka mengetahui ketiga orang itu dalah Rama, Laksmana dan Dewi Sinta. Istimewanya lagi, seorang wanita cantik itu ternyata titisan Widawati. Prabu Dasamuka sangat bersenang Prabu Dasamuka memerintahkan Kala Marica berubah menjadi seekor kijang berbulu emas. Sebenarnya Prabu Dasamuka sedang merencanakan sesuatu pada Dewi Sinta. Prabu Dasamuka bersama anak buahnya, Kala Marica sejak tadi mengamati keadaan Dewi Sinta. Kijang berbulu emas penjelmaan Kala Marica ,bertugas menjauhkan Rama dari Dewi Sinta. Namun Rama dan Sinta tidak sadar akan adanya bahaya mengancam. Prabu Dasamuka akan menculik Dewi Sinta, karena titisan Dewi Widowati. Dewi Sinta minta Rama menangkap kijang itu. Rama segera mendekati kijang itu, dan kijang itu lari. Begitu berulang ulang terjadi sehingga Rama semakin lama semakin menjauhi tempat Dewi Sinta. Sementara Rama tidak terlihat lagi dari pandangan Dewi Sinta. Dewi Sinta merasa cemas. Sementara itu Rama terus mengikuti kijang emas yang kelihatan jinak,Berkali kali akan ditangkap kijang itu lari. Rama menjadi kesal dibuatnya, Akhirnya Rama melepaskan panahnya dan mengenai kijang emas, Kijang Emas berubah menjadi raksasa Kala Marica. Kala Marica berteriak menirukan suara Rama minta tolong. Dewi Sinta mendengar seseorang berteriak minta tolong. Dewi Sinta menyuruh Laksmana menyusul kakaknya yang sedang menangkap kijang. Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta seorang diri, karena sesuai pesan Rama, Laksmana tidak boleh meninggalkan Dewi Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta. Dewi Sinta marah, Dewi Sinta menuduh Laksmana mau memperkosa dirinya. Laksmana terkejut mendengar itu, akhirnya Laksmana, memohon dewa untuk mendengar sumpahnya, kalau dirinya tidak akan kawin untuk seumur hidupnya. Akhirnya Laksmana mengeluarkan pusakanya dan menggaris lingkaran di tanah sekeliling Dewi Sinta agar selamat dan tak akan terjangkau oleh siapapun. Laksmana berpesan agar Dewi Sinta jangan mendekati garis lingkar apalagi kalau sampai keluar dari lingkaran akan lingkaran itu sudah diberi rajah, sehingga orang yang akan berbuat tidak baik tidak akan bisa masuk kedalam garis lingkaran. Sepeninggal Rama dan Laksmana datanglah seorang peminta-minta yang sudah tua sekali, tubuhnya sudah renta, hampir-hampir tak bisa berjalan. Ia minta segelas air. Dewi Sinta mengambil segelas air dan mendekati peminta-minta itu, tapi begitu tangan yang memegang gelas keluar dari garis lingkaran, orang tua-tua itu langsung menangkap Dewi Sinta dan membawa terbang ke Angkasa. Ternyata ia adalah Prabu Dasamuka raja Alengka. Ditengah perjalanan diangkasa menuju Alengka, Prabu Dasamuka diburu oleh seekor burung Garuda. Maka terjadilah perkelahian antara Prabu Dasamuka yang sedang memanggul Dewi Sinta melawan Burung Garuda, Burung Garuda itu bernama Jatayu, adalah teman Prabu Dasarata dan Burung Jatayu berniat mengembalikan Dewi Sinta, ke Ayodya. Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta, dan membawanya terbang menuju Ayodya. Namun Burung Jatayu dapat disusul oleh Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka dengan pedang Mantana membacok Jatayu hingga luka parah. Jatayu dan Dewi Sinta jatuh Dasamuka cepat memburu Dewi Sinta dan menangkapnya, lalu membawanya ke Alengka Diraja. Dewi Sinta pun dibawa Prabu Dasamuka ke Alengka. Sedangkan tubuh Jatayu terus meluncur kebawah, dan dialah nantinya yang akan menjadi saksi bagi Rama dan Laksmana, mengenai keberadaan Dewi Sinta sekarang. Rama dan Laksmana kembali ketempat Dewi Sinta semula, namun mereka hanya mendapatkan segelas air yang terguling diluar pagar lingkaran Laksmana. Rama dan Laksmana mencari Dewi Sinta disekitar tempat itu. Namun tidak diketemukan. Rama dan Laksmana akhirnya mendapatkan seekor Burung Garuda yang penuh dengan darah. Rama curiga burung itu telah memakan Dewi Sinta. Tiba-tiba burung Garuda Jatayu, berkata, kalau tadi baru berkelahi dengan Rahwana. Jatayu menceritakan bahwa ia berusaha menyelamatkan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Sedetik kemudian Jatayu mati karena terluka parah..
SEJARAHPEWAYANGAN KISAH CINTA SRI RAMA DAN DEWI SHINTA. Ramayana - Kisah Cinta Rama dan Sinta. Dikisahkan di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang puteri nan cantik jelita bernama Dewi Shinta. Dia seorang puteri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri

Seorang pria memakai kostum sebagai Rahwana di perayaan. Siapa yang tidak kenal dengan kisah Hindu "Ramayana"? Di India, Ramayana adalah salah satu dari dua teks Hindu utama selain Ramayana menceritakan seorang awatara Wisnu, Sri Rama, yang mengasingkan diri dari kerajaan Ayodhya dan perjuangannya bersama adiknya, Laksamana, dan Hanoman, menyelamatkan istrinya, Dewi Sita Sanskerta सीता; Sītā, juga dieja Shinta, dari Rahwana di Alengka. Akhirnya, Sri Rama keluar sebagai pemenang dan kembali ke Ayodhya untuk memerintah bersama temurun, tokoh Rahwana kerap menjadi bahan kontroversi di dunia sastra. Memandang dari sisi lain, Rahwana memiliki kisah dan adab tersendiri yang ternyata... tidak sejahat yang dikira! Bahkan, meskipun terlihat jahat, tokoh yang diberi gelar "Dasamuka" atau "Muka Sepuluh" ini termasuk tokoh terpelajar!Mengesampingkan kisahnya menculik Sita hingga membunuh Jatayu, inilah fakta-fakta menarik mengenai Raja Raksasa Dasamuka dari Alengka, Prabu Rahwana dipuja baik di Sri Lanka dan India. Meskipun dipandang sebagai tokoh antagonis, di Sri Lanka, Rahwana dianggap sebagai seorang pemimpin yang bijaksana! Tetapi, ia tetap tidak dipuja layaknya dewaPatung Rahwana. Rahwana adalah putra dari resi Wisrawa dan asura iblis betina Kaikesi. Wisrawa sendiri adalah anak dari Pulastya, salah satu dari Prajapati atau sepuluh putra Dewa Brahma, sehingga menjadikan Rahwana "cicit" Brahma! Bahkan, Sri Rama memuji Rahwana sebagai "Mahabrahmana", karena ia harus melakukan upacara Ashwamedha Yagna untuk membunuh RahwanaRahwana. Rahwana melakukan puja untuk Setu yang dibangun oleh Rama dan pasukan wanara, sekaligus memberkatinya juga karena hanya dialah Pandit yang paling terpelajar yang ada saat itu!Rahwana. Mengapa Rahwana terlihat memiliki 10 muka atau Dasamuka? Beberapa versi Ramayana mengatakan bahwa kalung sembilan mutiara pemberian ibunya menyebabkan ilusi penglihatan. Versi lain mengatakan bahwa untuk menyenangkan Batara Siwa, Rahwana memotong kepalanya sendiri menjadi beberapa bagian, tetapi pengabdiannya membuat setiap kepala berkembang menjadi kepala yang Bukan cuma Rama, ternyata Rahwana pernah dikalahkan oleh Raja Wanara, Subali atau Bali! Rahwana menantang Bali yang tengah bermeditasi. Karena kesal, Bali mengalahkan Rahwana dan mengetekinya selama 6 bulan! Rahwana sampai memohon untuk dilepaskan dan mengakui Bali sebagai makhluk terkuat di Bumi. Bali akhirnya dibunuh oleh Sri RamaRaja Wanara, Bali. Meskipun sedang meregang nyawa, Rahwana masih mampu mengajar! Sri Rama menyuruh Laksmana duduk di sebelah Rahwana yang menghadapi sakratulmaut, dan sang Raja Raksasa mengajari adik Sri Rama tentang tata negara dan diplomasi agar tidak jatuh di kesalahan yang sama dengannyaKematian Rahwana disaksikan oleh Rama dan Laksmana. Terlihat brutal, Rahwana adalah sosok yang berseni. Dari pintar memainkan kecapi Veena sampai membuat veena-nya sendiri, hingga mengarang stotram untuk Batara Siwa, "Shiv Tandav"Rahwana memainkan veena. Dengan kekuatan dan pengaruhnya, Rahwana bisa mengendalikan tata surya! Menjelang kelahiran putranya Megananda atau Indrajit, Rahwana memerintahkan posisi planet-planet agar memberinya keabadian. Planet Saturnus atau Shani menolak sehingga membuat Rahwana kesal. Ia kemudian menyerang Shani dan bahkan memenjarakannya! Oleh karena itulah, Indrajit tidak jadi abadi dan bisa mati di tangan LaksmanaLaksmana membunuh Indrajit. Sebagai asura yang paling kuat, Rahwana tahu bahwa mereka dikirim ke bumi untuk melakukan peran tertentu dan bahwa takdirnya adalah untuk mati di tangan seorang awatara Wisnu, sesuatu yang akan membantunya mencapai moksa dan melepaskan wujud asura-nya!Rahwana bermeditasi. Rahwana dianggap sebagai penyembah dewa yang paling khusyuk, sampai menyenangkan Batara Siwa sampai sang Batara menyerahkan berbagai anugerah dan senjata dewa kepada Rahwana!Rahmana bertapa kepada Batara Siwa. Rahwana sebenarnya adalah titel! Nama asli Rahwana adalah Dasanana atau "Sepuluh Kepala". Saat itu, Rahwana ingin memindahkan rumah Batara Siwa di Gunung Kailash ke Alengka. Hanya dengan jari kakinya, Batara Siwa membuat Gunung Kailash menimpa kaki Dashnana! Berteriak kesakitan, konon Dashnana mencabut salah satu kepalanya dan urat sarafnya sendiri untuk menggubah Shiv Tandev dan membuat kecapinya sendiri, Ravana veena. Tersanjung dengan dedikasinya, Siwa memberikan gelar Rahwana, yang berarti "Berteriak Kencang"Rahwana mengangkat Gunung Kailash, rumah Batara Siwa. Baca Juga 15 Dewa dan Dewi Terpopuler dari Mitologi Jepang 12. Kekalahan Rahwana bisa dibilang karena istrinya, Mandodari. Saat melihat ia hampir kalah, Rahwana melakukan upacara Yajna yang mengharuskannya diam dan tidak meninggalkan posisinya. Sri Rama pun mengirim pasukan wanara untuk mengacaukan Rahwana. Saat Mandodari diseret oleh anak Bali, Anggada, Rahwana tetap bergeming! Mandodari pun menghina Rahwana dan mengatakan kalau ia "kalah dari Sri Rama yang rela mati demi istrinya". Akhirnya, Rahwana pun meninggalkan Yajna-nya, dan kalah!Yajna atau persembahan api. Rahwana adalah tabib yang hebat. Ia menuliskan buku pelajaran tentang berbagai pengetahuan medis, dari seni memeriksa nadi Nadi Pariksha hingga meramu obat untuk penyakit parah Arka ShastraMemeriksa nadi. Selain di bidang medis, Rahwana juga adalah cendekiawan yang amat terpelajar dalam hal 4 Weda dan 6 bidang Shastra. Selain berkuasa di bidang astronomi, Rahwana juga memiliki bakat meramal dan membuat ilusi optik yang memenangkan perang untuknya!Sumber Gambar Rahwana bermeditasi selama tahun dan menerima berkah keabadian dari Dewa Brahma, dan hanya bisa mati jika diserang di naabhi pusar. Adik Rahwana, Wibisana, mengetahui hal ini dan memberi tahu Sri Rama tentang kelemahannya pada hari kesepuluh pertempuran!Sri Rama menghadapi Rahwana. Sebagai raja, Rahwana memiliki banyak walimana yang dapat digunakan. Yang paling terkenal adalah kereta wilmana Puspaka yang ia gunakan untuk menculik Sita ke Lanka, dan yang digunakan Sri Rama untuk terbang kembali ke Ayodhya!Rahwana memotong sayap Jatayu sambil memegang Sita. Rahwana memiliki banyak istri dan banyak anak juga. Tidak diketahui berapa, tetapi Rahwana paling menyayangi Mandodari. Tetapi, hal tersebut tidak menghentikan Rahwana untuk menculik Sita!Para istri Rahwana menangisi kematian suaminya. Anugerah keabadian Rahwana membuatnya egois dan menganggap diri paling kuat di antara semua makhluk. Hal ini yang dianggap awal dari kejatuhannya saat menculik Sita dari Sri Rama, awatara Wisnu di menculik Dewi Sita. Secara harafiah, "kelemahan" Rahwana adalah wanita. Karena mau menggoda istrinya, sepupu Rahwana, Nalakuwara, mengutuk Rahwana. Kalau ia berani memegang wanita tanpa izin, kepala Rahwana akan meledak! Mungkin, karena itulah Rahwana tidak berani menyentuh Sita. Toh, akhirnya juga Sita harus tetap terjun ke api "Agni Pariksha" untuk membuktikan "kesuciannya" terhadap Sri Rama!Dewi Sita melakukan Agni Pariksha. Rahwana dan saudaranya, Kumbakarna, sebenarnya adalah jelmaan dari penjaga gerbang Wisnu, Jaya dan Wijaya! Saat empat anak Brahma kumara mau bertamu ke rumah Dewa Wisnu, Waikunta, Jaya dan Wijaya menghina mereka. Marah, para kumara mengutuk Jaya dan Wijaya agar terpisah dari Wisnu! Jaya dan Wijaya pun memohon ampun dan memilih menjalani tiga kali kehidupan sebagai musuh dari Wisnu, daripada tujuh kali kehidupan sebagai kawan Wisnu. Nah, Rahwana dan Kumbakarna adalah jelmaan yang ke-2!Jaya dan Wijaya dikutuk oleh empat Kumara. Kekuatan Rahwana tak tertandingi. Terbukti dalam berbagai kisah bahwa ia bisa menggerakkan lautan dan mengangkat gunung. Bersama Indrajit, Rahwana bahkan melawan Raja Dewa dan Petir Indra, menahan serangan gading wahana gajah Indra, Airawata, dan bahkan cakram Wisnu. Satu-satunya manusia yang bisa mengalahkannya secara fisik adalah Raja Hehaya, Kartawirya Arjuna, dan Raja Wanara, Bali!Rahwana bertempur melawan Sri Rama, Laksmana, dan para wanara. Terkenal sebagai raja raksasa, Rahwana memiliki jabatan penting di tiga alam Bumi, Langit, dan raja para asura. Dengan rahmat dari Dewa Brahma dan Batara Siwa, Rahwana bak tak terkalahkan!Kekuatan Rahwana yang bak tiada batas. beberapa fakta menarik mengenai Raja Raksasa dari Alengka, Prabu Rahwana. Menyandang titel Dasamuka, Rahwana menguasai tiga alam dengan senjata dewa dan berbagai anugerahnya yang dahsyat. Seluruhnya ternyata berasal dari pengabdiannya yang besar pada Batara Siwa dan Dewa menantang dewa hingga mati di tangan awatara Wisnu, Sri Rama, cerita mengenai Rahwana memiliki sudut pandang sendiri. Berbagai cerita membuktikan kalau Rahwana pun memiliki sifat ksatria dan pribadi terpelajar, bukan sekadar jahat! Baca Juga 10 Dewa dan Dewi Aztec yang Paling Dipuja di Zamannya

mFaA9B.
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/420
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/435
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/496
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/413
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/477
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/212
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/419
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/50
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/858
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/868
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/570
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/571
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/595
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/583
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/554
  • cerita ramayana dan dewi sinta