Adabanyak orang yang bertanya kenapa Tuhan menempatkan pohon pengetahuan di taman sehingga membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Tidak sedikit orang yang mempersalahkan Tuhan karena pertanyaan ini, dengan mengatakan “Tuhan tidak adil”, “Tuhan bukanlah Allah yang baik bagi ciptaan-Nya” karena bagi pemikiran sebenarnya secara tidak Connection timed out Error code 522 2023-06-13 132811 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6aac1d1e04b95a • Your IP • Performance & security by Cloudflare MeningkatkanPengalaman dengan Terus Belajar. Membangun Kebiasaan Baik untuk Mengubah Hidup Menjadi Lebih Baik. Hentikan Kebiasaan yang Membuang Waktu. Bersikaplah Realistis. Temukan Sesuatu yang Perlu Diperbaiki. Mengubah Hidup Menjadi Lebih Baik dengan Menemukan Guru atau Mentor. Miliki Sikap Bertanggung Jawab. Kendali Ada di Dalam Diri
Bismillahirrahmanirrahim… Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, lagi Maha penyayang. Begitulah terungkapnya kalimah ini di awalan setiap surah di dalam al-Quran, betapa Allah ingin memberitahu kita semua dan mengingatkan kita yang Dia Maha Pemurah lagi Maha penyayang. Tetapi 114 surah di dalam al-Quran, cuma 1 surah sahaja tiada kalimah bismillah di awalnya. Cuba kita semak kembali al-Quran kita, kenapa Allah tidak mahu meletakkan kalimah bismillah pada surah at-Taubah? Apa isi yang terkandung di dalam surah at-Taubah? Apa yang cuba Allah nak sampaikan? Allah murka ke sehingga tidak mahu menyebut akan sifatnya yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang? Dr Yusuf Qardhawi pernah mengulas dan menjawab akan persoalan ini; Katanya, Ali bin Abu Thalib radhiyallahuanhu menjelaskan, “Bismillahirrahmanirrahiim adalah suatu kedamaian, sedangkan surah At-Taubah diturunkan tanpa kedamaian.” “Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya yang dihadapkan kepada orang-orang musyrikin yang kamu kaum muslimin telah mengadakan perjanjian dengan mereka.” Surah At Taubah 1 Perjanjian yang telah dikhianati oleh kaum musyrikin, mereka telah merosakkan perjanjian damai dengan kaum muslimin, dan bekerjasama dengan kaum yahudi. Bila tanpa kedamaian maksudnya Allah sedang marah dan murka! Kita sebagai manusia pun apabila marah tidak sempat untuk mengeluarkan ucapan salam malahan terus meluru dan bertanya soalan bertubi-tubi. Bukan itu sahaja, jika kita lihat tafsir surah at-Taubah di dalam Tafsir Fi Zilal karangan Syed Quttub, menjelaskan bahawa Allah juga murka kepada Kaab bin Malik yang tidak mahu berangkat ke medan perang bersama Rasulullah SAW di medan perang Tabuk. “Berilah saya keizinan tidak pergi berperang dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.’ Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” Surah at-Taubah 49 Ketidak berangkatan Kaab ke perang Tabuk, tiada alasan yang kukuh. Beliau begitu leka dan lalai dengan perhiasan dunia. Ketika itu keadaan ekonomi Kaab sangat baik berbanding hari-hari sebelumnya. Barangan muatannya pula melebihi daripada dua ekor unta. Perasaannya yang ragu-ragu menyebabkan pasukan kaum muslimin mula meninggalkan Madinah. Melihatkan mereka masih belum jauh, sepatutnya Kaab bisa mengejar dan menyertai mereka, tetapi dek kerana sifat negatif sudah menguasai dirinya, akhirnya Kaab tidak ikut serta. Begitulah antara perkara yang Allah murka, sehingga tidak sempat untuk memberitahu bahawa Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang di awalnya surah at-Taubah. Kaab yang tidak mahu pergi berperang menyebabkan Allah murka, bagaimana pula definisi perang pada diri kita? Kita tidak mungkin akan mengangkat senjata di panas terik sebagaimana yang Rasulullah lakukan. Kita tidak mungkin akan ke medan perang untuk selamatkan umat Islam di serata dunia yang ditindas. Tetapi… Berperang pada kita adalah berperang dengan diri sendiri. Berperang dengan hawa nafsu yang cenderung menarik kita ke lembah maksiat dan dosa. Berperang dengan meninggalkan jahiliah-jahiliah yang masih berkarat di dalam diri kita. Berperang daripada terpesona dengan hiasan dunia dan melupakan akhirat. Berperang untuk meninggalkan dosa dan mengutip pahala. Berperang untuk tidak menyokong barangan-barangan Israel yang menyumbang kepada kehancuran umat Islam. Berperang menentang segala kezaliman yang berlaku. Kenapa berperang dengan diri sendiri terlebih dahulu? Kerana diri sendiri adalah musuh utama kita, tatkala kita berseorangan. Tiada sokongan-sokongan moral, yang tinggal hanya diri kita yang mampu atau tidak menangkis segala godaan-godaan syaitan. Firman Allah, “Berangkatlah kamu berperang baik dengan rasa ringan mahupun dengan rasa berat… yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” Surah at-Taubah 41 Walau susah macam mana pun untuk kita berubah dan berperang dengan diri kita sendiri, kita wajib lakukan juga walau keadaannya senang mahupun susah. Jika ianya susah bagi kita, terus sahaja istiqamah melakukannya, kelak apabila kita sudah biasa ianya akan menjadi mudah dan ringan untuk melakukannya. Bak kata pepatah, alah bias tegal biasa’. Malah, Allah sangat mencintai mereka yang berusaha keras melawan dan berperang dengan diri sendiri untuk melakukan kebaikan dan berhijrah untuk lebih mencintai akhirat. Jika kita meletakkan pelbagai alasan untuk berubah, untuk berhijrah kepada kebaikan, seperti mana Kaab yang tiada alasan dan tidak mahu untuk berperang, maka bersiap sedialah peringatan demi peringatan yang Allah akan turunkan tentang azabNya yang sangat pedih dan keras. Malah Allah langsung tidak rugi, jika kita sendiri tidak mahu bersusah payah berusaha untuk lakukan kebaikan dan mematuhi perintahNya, yang rugi adalah diri kita sendiri. Allah juga boleh menggantikan kita dengan hambaNya yang lain, yang masih berusaha untuk terima hidayah dan kebaikan. “Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain.” Surah at-Taubah 39 Justeru itu, sekiranya Allah telah menggerakkan hati kita untuk menerima hidayah, jangan sesekali mengabaikannya. Hargailah ia, teruslah berusaha untuk meninggalkan perkara yang sia-sia, teruslah menjauhi perkara yang mendekatkan kita dengan dosa, teruslah berusaha dan berperang untuk istiqamah melakukan kebaikan walau keadaan sekeliling tidak menyokong tindakan kita. Mari kita kenang kembali, Rasulullah yang susah payah berperang mengangkat senjata di padang pasir yang panas terik, semata-mata untuk memberikan Islam kepada kita, tetapi kita yang sudah siap dilahirkan di dalam keluarga Islam, terus tidak menghargai segala pengorbanan Baginda. Malah kita mengambil sikap take for granted dilahirkan dalam keluarga Islam. Islam hanya pada kad pengenalan. Bagaimana pula cara hidup kita? Walaupun Allah murka dengan Kaab, tetapi atas sifat Ar-rahman dan Ar-rahimNya, Allah menerima taubat Kaab dan mengampuninya. Bila kali terakhir kita bertaubat dan meninggalkan maksiat? Tepuk dada dan tanya iman kita. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita. Jom berperang! Maklumat Penulis Artikel ini ditulis oleh Nurul Syaahidah binti Salim. Berasal dari Ipoh, Perak. Merupakan lulusan ijazah bioperubatan di Management Science University MSU. Berminat menulis artikel? Anda inginkan supaya hasil penulisan anda diterbitkan dalam website iluvislam? Klik sini.
Denganintrospeksi, memperbaiki sikap yang mungkin salah, insya Allah, Allah akan memberikan pengganti yang jauh lebih baik. Skenario Allah selalu adil terhadap hambaNya. Allah selalu memiliki kejutan baik untuk setiap hambaNya yang senantiasa bersyukur dan bertawakal dengan ketetapanNya. Jika Allah mengambil satu nikmat, insya Allah Dia telah - Ketika seseorang merasakan kehilangan sesuatu dalam hidupnya, merasa sedih itu pasti. Tapi alangkah indahnya kejadian tersebut dijadikan pembelajaran untuk kita berpikir. Bahwa sebenarnya Allah SWT itu tahu mana yang terbaik untuk kita, karena jika itu baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah. Mungkin ada banyak hal didalam hidupmu yang hilang. Dan menurutmu kamu telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga didalam hidupmu. Seolah-olah tidak akan lagi mendapatkan penggantinya dan tidak ada yang lebih baik darinya. Padahal saat kamu kehilangan dan pada saat Allah mengambil sesuatu yang sangat berharga d dalam hidupmu, tak lain semua itu hanya cara Allah agar kamu mendapatkan yang lebih baik lagi. Baca Juga Kunjungi Masjid Hazrat Imam, Sadiaga Minta Otoritas Setempat Bangun Prasasti Bung Karno ke Uzbekistan Sedangkan Allah mengambilnya dengan alasan karena Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari yang Allah ambil darimu. Allah telah mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang hilang darimu. Jika kamu kehilangan sesuatu yang menurutmu sangat berharga. Ketika Allah mengambil sesuatu dari hidupmu yang menurutmu begitu penting. Maka jangan pernah berpikir bahwa Allah tidak menyayangimu dengan mengambil sesuatu yang sangat berharga untukmu. Terkadang Allah hilangkan sesuatu yang kita sayang, karena Allah sedang menggantikan sesuatu yang lebih indah untuk kita.*** Terkini YaAlloh, aku biarkan semua itu untuk-Mu, maka gantillah untukku sesuatu yang lebih baik darinya,” kata orang yang menemukan kalung itu. Kemudian dia pergi ke laut dan menumpang sebuah perahu. Setelah di laut, tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, dan perahu yang ditumpanginya itu pun karam. YaAllah aku biarkan semua itu untuk-Mu, maka gantilah untukku sesuatu yang lebih baik darinya.” Kemudian dia pergi ke laut, dan menumpang sebuah perahu. Setelah di laut, tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, dan perahu yang ditumpanginya itu pun karam.
Didunia ini tidak ada manusia yang hidup sempurna, kita yang akan membuat hidup kita sempurna. Berhentilah mengeluh akan kekurangan kita, akan tetapi bersyukurlah atas semua kelebihan dan apa yang kita punya saat ini. Allah berfirman: “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
Berikutbeberapa etika menelpon yang baik dan benar, yang apabila kita perhatikan, menjadikannya sebagai kebiasaan, maka insya Allah akan menjadi sebuah kebiasaan dan rutinitas yang bernilai kebaikan. Berikut adalah beberapa hal yang harus kita perhatikan : 1. Gunakanlah untuk perkara yang ma’ruf. Yaitu untuk hal-hal yang mendatangkan

Kitasemua memiliki pertanyaan mengenai Allah—banyak yang telah dijawab dan banyak juga yang belum. Kebenaran yang kita pelajari dari Alkitab akan membantu menemukan jawaban atas banyak pertanyaan kita. Untuk jawaban yang belum kita mengerti atau pertanyaan yang belum terjawab, kiranya semakin mendorong kita lebih giat mencari Tuhan.

Artinya "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu.
KrU4jIf.
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/821
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/127
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/389
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/860
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/471
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/854
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/22
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/988
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/729
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/554
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/809
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/407
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/928
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/601
  • d0tu8ev1yj.pages.dev/816
  • allah akan mengganti yang lebih baik